Agar Kadar Kolesterol Tetap Terkontrol
Penyakit bisa datang layaknya kuda berlari, tetapi akan pergi seperti penyu yang berjalan. Inilah perumpamaan yang dilontarkan ahli penyakit jantung Dr H Aulia Sani Sp JP(K) ketika ditemui, Kamis (28/2) sore. Menurut Aulia Sani, sejumlah penyakit termasuk kolesterol yang tinggi, tanpa disadari bisa menyerang begitu cepat, tetapi membutuhkan proses penyembuhan yang lama.
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks atau lipid yang bentuknya serupa dengan serpihan lilin yang berwarna putih kekuningan. Akan tetapi, senyawa yang 80 persen diproduksi organ hati ini memiliki fungsi dalam tubuh. Misalnya saja, membantu pembentukan membran sel, asam empedu, vitamin D serta membentuk hormon-hormon pada perempuan (estrogen) dan pria (testosteron).
Di dalam tubuh manusia, terdapat high density lipoprotein (HDL) yang dikenal sebagai kolesterol baik dan low density lipoprotein (LDL) yang dikenal sebagai kolesterol jahat. HDL bertugas mengangkut kolesterol yang berlebih dari sel-sel dan jaringan, kemudian membawanya kembali ke hati untuk didegradasi. Sementara itu LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri hingga menghadirkan penyakit jantung koroner atau stroke. Ada pula trigliserida, jenis lemak yang terdapat dalam darah dengan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida juga mampu menaikkan kadar kolesterol.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika Anda mulai merasakan pusing di belakang kepala, dan pegal di bagian tengkuk dan pundak, kerap pegal dan kesemutan di bagian tangan dan kaki, bahkan tanda-tanda umum tingginya kadar kolesterol yang sebaiknya ditangani dengan segera.
"Gejala-gejala sebelum seseorang terkena kolesterol nyaris tidak signifikan terlihat. Terkadang, kita hampir tertipu. kadar kolesterol tinggi biasanya baru disadari ketika sudah terjadi penyempitan di pembuluh darah hingga mengganggu kinerja organ tubuh lain seperti jantung," tutur Aulia Sani. Ia memaparkan, tingginya kadar kolesterol paling banyak dialami kaum pria dengan usia produktif (30-40 tahun).
Sebagai langkah pencegahan maupun penurunan kadar kolesterol yang tinggi, diperlukan upaya modifikasi pola hidup. "Terapkanlah pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan seperti buah dan sayur yang mengandung serat tinggi untuk mencegah masuknya gula dan gram yang berlebihan. Kurangi pula red meat (daging sapi atau kambing) dan pilihlah white meat (daging ikan dan ayam). Pastikan segalanya terukur, terarah, dan terawasi," jelasnya.
Herbal
Selain harus menjaga apa yang dikonsumsi, gaya hidup sehat perlu diimbangi dengan olahraga. Lemak yang diproduksi tubuh perlu dikeluarkan agar tidak tersimpan di bagian hati atau otot-otot pembuluh jantung. Upaya alternatif lainnya adalah mengonsumsi suplemen berbahan herbal dan aman bagi tubuh, salah satunya Nutrafor Chol.
Nutrafor Chol mengandung ragi beras merah (red yeast rice) yang mampu menghambat langsung 80 persen produksi kolesterol di hati sehingga terjadi penurunan kolesterol. Oksidasi plak dalam pembuluh darah juga akan terhambat sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah. Terdapat pula kandungan gugulipid yang mempercepat pengeluaran kolesterol dan chromium picolinate yang berfungsi meningkatkan dan mengoptimalkan kerja hormon insulin. Alhasil, kadar glukosa dalam darah pun terkontrol.
Nutrafor Chol telah diuji klinis dengan 40 orang sukarelawan (32-77 tahun) yang terdiri atas 20 perempuan dan 20 pria. Subyek penelitian memiliki kadar kolesterol lebih dari 200 miligram per desiliter dan tidak sedang mengonsumsi obat penurun kolesterol. Hasil penelitian yang dilakukan selama lima hari tersebut adalah terjadi penurunan kolesterol total sebesar 21,24 miligram per desiliter, penurunan kadar LDL sebesar 18,87 miligram per desiliter, dan penurunan trigliserida sebesar 17,1 miligram per desiliter dalam lima hari.
Agar hasil optimal, konsumsilah dua kapsul Nutrafor Chol setelah makan siang dan dua kapsul setelah makan selama lima hari berturut-turut. Selanjutnya cukup satu kapsul setiap hari setelah makan (untuk pemeliharaan). Dengan demikian, kolesterol tinggi akan enggan untuk tinggal lebih lama. (IKLAN/GPW)