Anak Harus Punya Kebiasaan Membaca

Banyak membaca punya segudang manfaat. Psikilog anak dan remaja Anna Surti Ariani mengatakan, anak yang rajin membaca akan lebih cerdas. Dengan membaca anak akan punya wawasan lebih luas, mampu berkonsentrasi, kemampuan meningkat, mendapatkan banyak ide untuk memecahkan masalah, kemampuan imajinasi lebih baik, menjadi haus pengetahuan dan ujungnya prestasi akademik lebih baik.

Selain itu, dengan membaca, anak akan mengisi waktu dengan hal yang positif. Sehingga ide-ide yang muncul pun positif dan akhirnya ide negatif seperti menjadi pelaku perundungan, juga tidak ada dalam pemikiran remaja ini.

Namun, orangtua juga perlu memperhatikan buku apa yang akan dibaca anak atau buku yang akan didongengkan pada anak yang lebih kecil. Ada beberapa kriteria untuk pemilihan buku. 

Terpenting, buku harus sesuai usia anak. Buku harus disesuaikan apakah untuk bayi, batita (bawah tiga tahun), balita (bawah lima tahun), usia sekolah dan remaja. Setiap tahapan usia ada kriterianya sendiri.

Ia memberikan contoh, buku bayi biasanya berbahan dari kain, busa, karton dan lainnya. Bukunya tidak mudah robek ketika dipegang bayi. Begitu juga dari segi ilustrasi dan kata-katanya.  

"Makin muda usia anak, kata-katanya makin sedikit tapi ilustrasinya makin banyak. Sebaliknya semakin bertambah usia, ilustrasi semakin sedikit berganti dengan kata-kata yang lebih banyak," ujar Psikolog yang biasa disapa Nina ini saat menjadi pembicara di acara Happy Meal Readers dari McDonald's di Sarinah, Kamis (11/4).

Begitu juga konten dari buku tersebut. Pada anak yang lebih muda, kata-kata yang tertulis masih sederhana dan satu topik saja. Sementara kalau untuk usia yang lebih besar, sudah ada ceritanya yang lebih kompleks, ada petualangan, menemukan konflik dan menyelesaikan masalahnya tersebut.

Mendongengkan kisah
Mengenalkan membaca tentu diawali dengan membacakan atau mendongengkan. Pendongeng Gery Puraatmadja atau biasa disapa Paman Gery mengatakan, selain mengembangkan kreativitas, mendongeng mampu mengembangkan daya imajinasi, kosakata anak, serta mempererat hubungan antara anak dan orangtua. Perkembangan sosial dan emosional anak juga akan menjadi lebih baik, apabila orangtua berperan secara langsung dalam pengembangan edukasi anak, caranya dengan mendongengkan kisah-kisah terbaik dari buku cerita.

Agar anak tidak bosan mendengarkan dongeng, sebaiknya cara membacakannya harus menarik. Beri suara-suara yang disesuaikan aslinya. Misalnya suara mengaum dari macan, meong pada kucing. Tak kalah penting, orangtua rela melepaskan sejenak kesibukan dan terutama melepas gadget ketika bersama anak.

Ketika anak sudah bisa baca sendiri dia punya kebiasaan membaca buku sejak dini, maka kebiasaan itu akan terbawa hingga besar. Anak juga akan optimal kecerdasannya dalam berbagai aspek. Ketika menemukan masalah, anak akan tahu cara menyelesaikannya. (Iis)     

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar