Anda Tidak Bahagia? Cek Dulu Kondisi Pencernaan


BILA akhir-akhir ini Anda merasa tidak bahagia padahal tidak ada masalah, coba cek sistem pencernaan. Apakah sering diare, sembelit, atau perut kembung? Bila merasakan gejala-gejala tersebut, dan Anda merasa tidak bahagia, mungkin sistem pencernaan sedang bermasalah. 

Dr Putri Adimukti M. Kes, M. Farm, SpGK mengatakan pencernaan yang sehat akan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. "Kesehatan pencernaan menjadi ujung tombak kesehatan seluruh tubuh," kata dokter Putri saat peluncuran produk Fiberfirst di Watsons Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Jumat (5/4).

Ia mengatakan, Hippocrates yang dianggap sebagai bapak kedokteran dunia, sudah menghasilkan pemikiran 2.500 tahun lalu bahwa semua penyakit awal mulanya dari pencernaan. Kesehatan pencernaan bisa mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan karena markas besar pertahanan tubuh ada di usus. "Sebanyak 70 persen sistem imunitas tubuh terdapat di seluruh pencernaan," katanya lagi. Pencernaan yang sehat bisa membuat risiko terkena penyakit jantung menjadi rendah, gula darah dan kolesterol juga terkendali, serta jadi bahagia.

Pencernaan sehat akan membuat kita jauh lebih happy, karena hormon bahagia ada di sistem pencernaan. Bila di pencernaan sakit misalnya usus meradang, otomatis produksi hormon bahagia menjadi berkurang bahkan terhenti. Akibatnya perasaan bahagia juga berkurang.
Cukup Serat
Serat yang cukup akan membuat sistem pencernaan menjadi lebih  sehat. Serat akan menstimulasi pertumbuhan bakteri baik di dalam sistem pencernaan. Serat menjadi sumber energi bagi sel-sel permukaan sel besar.

Serat dibagi dua ada yang larut dalam air dan tidak larut dalam air. Serat larut dalam air (soluble fibre) difermentasi oleh bakteri di dalam usus besar. Sementara serat yang tidak larut air (insoluble fibre) menambah volume feses, karena serat ini memiliki kemampuan mengikat air sehingga melancarkan defeksasi (pengeluaran zat sisa atau buang air besar). 

Serat akan membuat rasa kenyang meningkat dan nafsu makan berkurang. Waktu pengosongan lambung melambat dan memperpanjang waktu penyerapan ke dalam tubuh. Sehingga gula darah (glukosa), lemak (trigliserida), dan kolesterol dalam darah menurun.   

Setiap hari kebutuhan serat mencapai 20-30 gram. Dan kita harus 'kerja keras' untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Satu butir apel merah mengandung sekitar 3,6 gram, semangkuk sereal mencapai 4 gram, dan dua wortel ukuran sedang hanya menyumbang 2 gram serat. 

Secara umum, sumber serat  terdapat pada bahan makanan sayur-sayuran dan buah, biji-bijian, beras merah, sereal, polong-polongan.

"Banyak orang ingin makan serat dari buah, malah dikupas buahnya. Makan apel dikupas padahal serat banyak di kulitnya, kentang juga banyak serat di kulitnya tapi lagi-lagi dikupas sehingga jumlah serat tidak terpenuhi," kata dokter alumnus Universitas Padjajaran ini. 

Selain itu agar serat bisa terpenuhi, dokter Putri menyarankan agar mengonsumsi bahan makanan sumber serat sebelum makan atau berbarengan dengan makan besar.

"Mengonsumsi bahan makanan yang mengandung serat tergantung tujuannya. Kalau ingin menurunkan berat badan atau menurunkan kolesterol sebaiknya dibarengi dengan makan besar. Jangan sudah makan besar lupa makan serat. Makannya jadi banyak kalau seratnya dilupakan," sarannya. Bila tidak terpenuhi dari bahan makanan, bisa juga dipenuhi dari suplemen serat. (Iis) 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar