Bahaya Di Balik Sedapnya Mie Instan


SIAPA di antara kita yang tak pernah menyantap mie instan? Kudapan lezat itu disukai semua orang. Selain praktis juga murah, mudah didapat, dan mengenyangkan. Teman begadang bagi mahasiswa, bujangan, anak kos, dan pekerja kantoran.

Namun kini kalangan praktisi kesehatan tengah mewaspadainya. Sebab, mie instan cenderung membahayakan kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi mie instan dalam jangka panjang bisa berdampak pada penyakit hipertensi, jantung, stroke dan kerusakan ginjal serta masalah kesehatan lainnya.

Mie instan merupakan makanan yang diproses yang tidak memiliki nilai gizi. Setiap porsi mie instan mengandung karbohidrat tinggi, natrium dan zat adiktif, namun rendah untuk unsur-unsur penting seperti serat, vitamin dan mineral.

Konsumsi mie instan dapat dengan mudah menyebabkan asupan natrium yang berlebihan. Kadar konsumsi natrium berlebih berdampak pada stroke atau kerusakan ginjal.
Menurut Standar Codex (Standar FAO) untuk setiap kemasan mie instan, mengandung asam, penguat rasa, pengental, humectants, zat warna, stabilisator, anti oksidan, emulsifier, pengolah tepung, dan bahan pengawet.

Sebanyak 24 dari 136 adiktif yang tercantum dalam Standar Codex adalah garam natrium. Dan penggunaan natrium adiktif adalah alasan utama mengapa mie instan tinggi sodium.

Tes yang dilakukan laboratorium di Penang, Malaysia, baru-baru ini, pada 10 sampel mie instan, ditemukan  tiga sampel mengandung natrium di atas 1.000 mg. Jumlah rata-rata natrium yang ditemukan dalam  sampel adalah 830 mg.

MENGANDUNG RACUN
Menurut Recommended Dietery Allowance (RDA) Amerika Serikat, natrium untuk orang dewasa dan anak-anak  berusia lebih dari 4 tahun adalah 2.400 mg/hari.

Natrium umumnya digunakan dalam makanan kita sehari-hari lainnya terutama dari olahan dan makanan jajanan.

Dampak kesehatan lainnya dari mie instan adalah wadah, kemasan dan gelasnya, yang  mengandung racun. Air panas yang ditambahkan pada gelas mie menggabungkan zat berbahaya yang ikut larut ke dalam tubuh.

Selain itu, mie instan umumnya dilapisi dengan lilin untuk mencegah mie saling menempel. Hal  ini dapat dilihat ketika air panas ditambahkan ke mie. Setelah beberapa waktu lilin dapat terlihat mengambang di air.

Standar Codex juga memungkinkan penggunaan 10.000 mg/kg propilena glikol kimia, bahan anti beku sebagai humectants (membantu mempertahankan kelembaban untuk mencegah mie dari pengeringan) dalam mie instan.

Propylene glycol yang terserap dalam tubuh terakumulasi di jantung, hati dan ginjal yang menyebabkan kelainan dan kerusakan. Bahan kimia ini juga mampu  melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Mie instan yang umumnya berkuah juga mengandung bahan  penyedap monosodium glutamate (MSG) dalam jumlah tinggi, agar berasa seperti kaldu ayam atau kaldu daging sapi. MSG dapat memicu reaksi alergi pada 1 sampai 2% dari populasi. Individu yang alergi terhadap MSG bisa mendapatkan kulit terbakar, dada dan kemerahan pada wajah atau sakit kepala.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya 30 persen dari  semua kanker dapat dicegah melalui langkah-langkah sederhana seperti  menerapkan pola makan yang sehat. Mie instan pasti diet yang tidak sehat. Maka, Anda harus menghindarinya. (TST/dms)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar