Cara Tepat Melarang Anak Tanpa Bilang 'Jangan'
Anak selalu ingin tahu. Ketika anak sedang mencari tahu terkadang orangtua merasakan hal itu berbahaya. Sehingga 'semburan' kata jangan pun keluar. Padahal anak perlu eksplorasi dan sosialisasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
Akibat sering dilarang, anak bisa menjadi tidak memiliki karakteristik yang kuat. Padahal untuk bisa bersaing di era global, anak mesti memiliki lima karakter kunci, yakni berani, cerdas, kreatif, peduli, dan berbakat pemimpin.
Walaupun sudah mengetahui bahwa sering berkata 'jangan' itu tidak baik untuk tumbuh kembang anak, namun ibu kerap terpaksa harus mengucapkan juga karena rasa khawatir. Lalu bagaimana sebaiknya?
Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, ketika orangtua mengatakan 'iya boleh', harus memastikan tiga hal, yakni anak siap melakukan hal itu, dan sesuai usia, kondisi aman, serta orangtua terlibat atau mengawasi. Ketika ketiga hal tersebut tidak ada, sebaiknya memang orang tua harus melarang anak melakukan sesuatu yang dirasakan membahayakan.
"Orang tua bisa berkata tidak ketika apa yang dilakukan anak tidak sesuai usia, jangan dipaksakan. Lingkungannya tidak aman, misalnya takut kesetrum, dan orangtua tidak terlibat," ujar Ratih saat menjadi pembicara di acara peluncuran modul 'Iya Boleh' untuk anak unggul Indonesia dari Dancow Advanced Excelnutri+ di Cilandak Town Square, Sabtu (6/4).
Menurut Ratih, ketika sudah memastikan tiga hal yang membuat anak bisa bereksplorasi dan sosialisasi, orangtua harus percaya diri dulu bahwa anaknya mampu.
"Kebanyakan orangtua dulu yang harus percaya diri ketika melihat anaknya," kata Ratih. Agar orangtua bisa percaya diri dan cool menghadapi tingkah polah anaknya, orangtua perlu membekali diri dengan ilmu tentang tahapan perkembangan anak. "Kalau anaknya siap, orangtuanya juga percaya diri, pasti bakalan lebih lancar dan akan berkurang segala hal larangan," jelas Ratih.
Pada kesempatan yang sama Prof Soedjatmiko, SpA(K) mengatakan, daripada orangtua terutama ibu berteriak-teriak melarang, sebaiknya mencari cara yang kreatif dan inovatif untuk mengalihkan perhatian anak.
"Anak cepat teralihkan. Ketika anak bermain dekat kabel sehingga takut kesetrum misalnya, tinggal alihkan dengan yang lebih menarik. Misalnya diajari gambar atau bermain. Anak pasti akan tertarik dan teralihkan," ujar Prof Soedjatmiko. Anak yang sering mendapat kata jangan dan teriakan-teriakan larangan, akan jadi anak yang penakut.
Brand Manager Dancow Advanced Excelnutri+ Lydia Sahertian mengatakan, untuk mengedukasi dan mendorong para orangtua untuk berkata 'Iya Boleh', diluncurkan modulnya.
Modul ini tersedia dan dapat diakses serta diunduh gratis melalui laman Dancow Parenting Center. (Iis)