Membangun Upaya Melek Gender

DEWASA ini kaum muda menyuarakan kesetaraan gender dan perlawanan terhadap budaya patiarki. Patriarki yakni struktur sosial dan praktik di mana laki-laki mendominasi, menekan, dan mengeksploitasi perempuan.

Masyarakat mulai sadar laki-laki dan perempuan memiliki hak sama di bidang  ekonomi, politik, sosial, dan budaya,. Mereka kritis terhadap pandangan konvensional bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan tinggi, tidak dapat menduduki jabatan tinggi.

Salah satu post instagram Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dipublikasikan pada 25 Mei 2019 berjudul "Jangan Lamar Aku Dulu, Aku Sedang Memantaskan Diri" banyak menuai komentar masyarakat.

Diksi yang digunakan mengarahkan pembaca ke cara pandang konvensional bahwa faktor penting kelayakan perempuan dinikahi adalah kemampuan mengasuh anak, memasak, dan mengurus rumah tangga.

Tuntutan ini mengeser kriteria lain yang dapat dipertimbangkan eksistensinya, seperti latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan karir. Ini membuka pandangan agar melek gender. Perempuan berhak berpendidikan tinggi dan berkarir untuk masa depannya.

Kondisi sosial tiap perempuan berbeda, tidak dapat disamakan yang layak dinikahi adalah memiliki kemampuan mengasuh, memasak, mengurus rumah tangga.

Menjadi seorang istri dan ibu adalah pilihan bukan kewajiban. Perempuan berhak menentukan proyeksi kriteria istri dan ibu seperti apa yang akan dibentuk dan dijalani.

Shyntia
Mahasiswi Hubungan Internasional     

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar