Cacing Tanah Obat Berbagai Penyakit

Cacing tanah ternyata tidak selamanya menjadi binatang yang menjijikkan. Dalam dunia pengobatan, binatang ini ternyata diyakini memiliki kandungan senyawa yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. 

Namun saat ini sepertinya pandangan seperti itu perlu untuk ditinjau ulang. Karena ternyata di balik ketidakberdayaannya tersebut ternyata cacing masih bisa menunjukkan sebuah peran besar dalam kehidupan manusia terutama dalam masalah kesehatan. Berbagai kandungan zat yang ada dalam tubuh cacing ternyata diyakini memiliki khasiat yang sangat besar untuk bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Adalah masyarakat China yang dikenal telah lebih dahulu memanfaatkan daging cacing untuk digunakan sebagai obat.

Dalam pengobatan di masyarakat China, cacing terutama jenis cacing tanah umumnya digunakan sebagai obat untuk menurunkan panas tubuh yang tinggi karena demam. Maka dari itulah tidak jarang kita temui beberapa orang yang menderita penyakit typhus akan diberikan ramuan obat dari cacing tanah, bila mereka berobat ke ahli pengobatan China.

Hal ini karena infeksi bakteri typhus menyebabkan suhu badan penderitanya akan meningkat sangat tajam. Dan hal ini bisa diatasi dengan memberikan ramuan cacing. Kepada Liberty, Dr Wei Wei Ya, seorang ahli pengobatan dari Hwato Traditional Farma, menjelaskan bahwa dalam tubuh cacing tanah terkandung zat yang disebut zaodai. Dan zat ini cenderung bersifat sebagai antipiretik  bagi tubuh manusia bila dia mengkonsumsinya. "Zaodai bersifat antipiretik, sehingga dia bisa menghilangkan rasa sakit serta menurunkan panas tubuh yang sangat tinggi," katanya.  

Antipiretik memang kerapkali digunakan sebagai obat untuk meredakan demam. Dan produk antipiretik yang umum digunakan adalah parasetamol. Hal ini karena dalam zat parasetamol tersebut terkandung senyawa golongan alkaloid yang mampu menahan meningkatnya suhu tubuh karena infeksi. Zaodai sendiri kemungkinan adalah salah satu jenis zat yang termasuk bagian dari senyawa golongan alkaloid.

PROTEIN TINGGI
Selain kandungan zat tersebut, cacing tanah banyak digunakan dalam pengobatan karena kandungan protein yang tinggi di dalam tubuhnya. Dari hasil penelitian tubuh cacing tanah mengandung protein antara 50-70 persen, sehingga hal ini menyebabkannya sangat baik bila dimanfaatkan dalam proses perbaikan sel-sel yang rusak.    

Dan karenanya pula di beberapa negara Eropa serta Jepang dan Korea Selatan, cacing tanah telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Kandungan proteinnya yang lebih tinggi dari ikan dan daging cukup membuatnya terpilih menjadi bahan makanan alternatif bagi masyarakat di sana. 

Lebih dari itu cacing tanah menarik perhatian karena dalam keadaan yang buruk sekalipun mereka bisa bertahan hidup. Dari kondisi tersebut diperkirakan cacing tanah memiliki senyawa kimia yang unik dalam tubuhnya yang mampu mempertahankan dirinya dari keadaan yang buruk dan mungkin dapat dimanfaatkan untuk kebaikan manusia.

Tetapi menurut Wei Wei Ya untuk bisa memiliki khasiat yang sempurna, dalam pemanfaatannya cacing tanah tetap harus dicampur dengan bahan obat-obatan lain. Hal ini karena reaksi dari bahan-bahan lainnya tersebut akan cenderung memperkuat efek yang dihasilkan oleh zat yang terkandung dalam cacing tersebut. Dan dalam hal ini campuran yang digunakan juga bersifat tradisional. Semuanya diambil dari bahan-bahan alam berupa tanaman obat.

Tapi dokter asal RRC ini menegaskan bahwa dalam ramuan obat-obatan China biasanya bahan yang digunakan sebagian besar juga didapat dari negeri tirai bambu tersebut. Tanpa menyebutkan alasan yang jelas dirinya hanya mengatakan bahwa hal ini telah ditulis dalam kitab pengobatan kuno mereka. Dan selain itu, menurutnya kualitas bahan obat-obatan yang diperoleh langsung dari China realatif lebih baik dibandingkan dengan yang ada di tempat lain.

Tapi lepas dari kenyataan tersebut, penggunaan bahan yang diambil langsung dari China memang cukup masuk akal. Hal ini karena dalam setiap pembuatan ramuan untuk obat, ada beberapa bahan yang memang tidak terdapat di tempat lain selain di negeri tersebut. "Untuk membuat ramuan obat, sebagian besar bahannya langsung kita datangkan dari China. Hal ini karena untuk bahan tertentu memang hanya terdapat di China. Dan supaya reaksi antara bahan bisa sempurna maka dari itu bahan lainnya biasanya juga akan kita datangkan langsung dari sana," jelas Wei Wei Ya.  

Selanjutnya berkenaan dengan cacing tanah yang digunakan dalam pengobatan, Wei Wei Ya menjelaskan bahwa dalam hal ini ada dua jenis cacing tanah yang biasa digunakan. Pertama adalah jenis yang berkepala hitam, selanjutnya yang berkepala merah. Namun  menurutnya jenis yang terbaik adalah yang berkepala hitam. Hal ini karena cacing tanah yang berkepala hitam di China lebih banyak hidup di wilayah Provinsi Guangzhou.

Cacing berkepala hitam temasuk jenis Pheretima Aspergillum atau yang dalam bahasa China disebut Dr Long. Pemilihan jenis cacing yang satu ini bukannya tanpa alasan. Menurut Wei Wei Ya kondisi tanah di daerah Guangzhou sangat baik dalam menunjang khasiat dari tubuh cacing. "Tanah di Guangzhou banyak mengandung mineral, sehingga mineral-mineral ini akan terserap dalam tubuh cacing dan tentunya pada akhirnya bisa meningkatkan khasiatnya," jelasnya.    

Sedangkan jenis yang kedua adalah yang berkepala merah yang dalam bahasa latin disebut Lumbricus Rubellus. Jenis cacing yang satu ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, yang mana dalam pemanfaatannya digunakan sebagai  bahan campuran kosmetik.

Penentuan hanya beberapa jenis cacing saja yang digunakan dalam proses pengobatan memang bukan tanpa sebab. Karena bagaimanapun di alam ini sedikitnya terdapat 1800 jenis cacing tanah dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan ini tentunya akan mempengaruhi pula tingkat efektivitasnya dalam proses penyembuhan sebuah penyakit. Dan ketiga jenis cacing yang dipilih dalam pengobatan China memang diyakini memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis yang lainnya.

Perbedaan yang paling mencolok yang bisa dilihat dari cacing-cacing yang digunakan masyarakat China sebagai obat adalah pada bentuk fisiknya yang cenderung lebih besar. Bila dibandingkan dengan cacing yang berasal dari Indonesia, ukuran tubuh cacing-cacing China ini bisa mencapai tiga kali lipat ukuran tubuh cacing Indonesia. Sehingga sekilas cacing-cacing tersebut hampir mirip dengan belut yang masih kecil.

Sedangkan berkenaan dengan cacing tanah yang ada di Indonesia, Wei Wei Ya menjelaskan bahwa kualitasnya terbilang cukup baik. Hal ini karena menurutnya dipengaruhi kondisi tanah yang ada di Indonesia yang mirirp dengan yang ada di Provinsi Guangzhou. Maka dari itu dirinya terkadang juga menggunakan bahan cacing dari Indonesia sebagai bahan ramuan obatnya. "Kalau misalnya kiriman bahan cacing dari China agak terlambat, saya terkadang juga menggunakan cacing Indonesia," ungkapnya.

MENGANDUNG LOGAM BERAT
Hanya saja walaupun ramuan obat yang terbuat dari cacing tanah relatif tidak berbahaya, namun bukan berarti tidak memiliki beberapa efek samping. Kondisi lingkungan tempat hidup cacing tanah memungkinkannya terkontaminasi logam berat. Sehingga bisa jadi saat dikonsumsi kandungan logam berat dalam tubuh cacing tersebut akan berpindah ke tubuh kita.

Namun menurut Wei Wei Ya, sebelum diolah menjadi ramuan perlu dilakukan upaya untuk menetralisir zat-zat beracun di dalam tubuh cacing tanah tersebut. Upaya menetralisir ini dilakukan dengan cara melakukan vermikultur atau memindahkannya ke tempat hidup yang baru yang terbebas dari racun. Dalam upaya ini kandungan racun di tubuh cacing akan dikeluarkan sebagai kotoran, sehingga dalam beberapa waktu tubuh cacing tersebut akan relatif bebas polusi dan kemudian siap diolah.

Untuk memudahkan dalam pengolahan biasanya cacing tanah akan dikeringkan. Cacing-cacing kering ini kemudian dicampur dengan beberapa bahan lain dan dihaluskan. Setelah dihaluskan, bahan ramuan tersebut telah siap untuk dikonsumsi. "Kita bisa langsung mengkonsumsinya dengan merebusnya ataupun dikemas dalam kapsul," kata Wei Wei Ya. "Dan setelah menjadi ramuan obat tersebut tidak hanya bisa menyembuhkan demam, tetapi juga bisa untuk menghilangkan alergi maupun menghentikan kejang pada anak-anak," tambahnya mengakhiri perbincangan. @Kl@-6  
    

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar