Praktis Berbekal Tali
Selain tali, jenis olahraga ini melibatkan gaya gravitasi dan berat badan. Olahraga ini efektif untuk membakar kalori dan mengencangkan otot.
Di atas kapal yang bergoyang sesuai gelombang, para lelaki yang tergabung dalam Angkatan Laut Amerka Serikat mulai bosan. Lama tak menjumpai daratan, hidup mereka terbatas di ruang besi terapung yang mereka naiki. Sontak, kebiasaan berolahraga pun menjadi jarang. Mereka tak mendapati tanah lapang.
Namun, kemudian ide itu muncul, yakni untuk berolahraga di ruang terbatas dengan berbekal tali. Olahraga itu kita kenal sebagai total body resistance exercise atau biasa disebut TRX. Olahraga itu populer di seluruh dunia. Semenjak tiga tahun belakangan, olahraga itu juga digandrungi di Indonesia.
Bahkan, aktivitas yang sesungguhnya tergolong berat dan dipelopori Marinir AS itu malah digemari kaum hawa. Seperti ketika kami mendatangi kelas TRX yang berlangsung pukul 09.00 WIB di Fitness First Kemang Village, Jumat (28/8). Kelas yang penuh itu didominasi peserta perempuan.
Temali yang menjadi alat latihan TRX tergantung di langit-langit ruangan. Setiap peserta berjajar dan menggenggam tali masing-masing. Ditemani iringan lagu bertempo cepat, mereka tampak riang dan semangat latihan. Meskipun tiap kali satu lagu berakhir yang menandai waktu untuk beristirahat sejenak, suara helaan terdengar di segala penjuru.
"Fiuh.... capek banget," terdengar suara keluhan beberapa orang diamini anggukan rekannya yang lain. Tak butuh waktu lama sampai bulir keringat mulai tampak mengucur di pelipis dan sekujur tubuh mereka.
Dengan bantuan tali, gerakan yang dilakukan dalam TRX sebenarnya sama saja dengan olahraga pada umumnya. Ada squash, plank, push up, dan gerakan-gerakan stretching. Beberapa gerakan angkat beban juga bisa dilakukan.
Hanya, barbel berat diganti dengan tali yang ringan. Namun, jangan salah kira, alat yang lebih ringan daripada barbel membuat gerakan jadi lebih mudah daripada angkat beban, justru sebaliknya.
Pasalnya, TRX melibatkan gaya gravitasi dan berat badan. Seluruh bobot tubuh kita sebagai gantinya menjadi beban yang harus diangkat. Saking beratnya, banyak juga orang yang biasa angkat beban di pusat kebugaran justru tidak punya cukup daya tahan untuk latihan TRX lama-lama.
Kreativitas instruktur
Dalam setiap sesi latihan TRX, umumnya berdurasi 45-60 menit. Dimulai dari pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Di semua tahap, fokus bergantian dari otot bagian atas, otot bagian bawah , dan otot perut.
Karena tergolong freestyle, pola latihan TRX bergantung pada kreativitas insturktur yang mengajar atau orang yang latihan sendiri. Bila mengikuti kelas TRS di Fitness First, umumnya dibagi menjadi dua jenis, yakni circuit dan blast.
Ahmad Saoqi, 30, seorang pelatih TRX yang akrab dipanggil Oqi, menjelaskan bahwa pada jenis kelas circuit, musik hanya menjadi alat pengiring latihan. Instrukturnya hanya mencontohkan sesekali sambil mengoreksi gerakan. Kelas scircuit berguna melatih kekuatan.
Beda dengan kelas blast, musik menjadi komponen utama dan gerakan ditentukan tempo musiknya. Jenis ini berfungsi menguatkan daya tahan. Musik sangat berpengauh untuk membuat peserta lupa sedang berolahraga.
Kesenangan itulah yang menjadi daya tarik utama bagi Bernadeth untuk ikut latihan TRX. Perempuan berusia 60 tahun asal Afrika Selatan itu selalu semringah, ikut bernyanyi saat mengikuti gerakan.
"Di usia saya ini, saya perlu mengencangkan otot. Dengan TRX jadi terlatih semua ototnya tanpa harus mengikuti sepuluh kelas berbeda," ujarnya.
TRX juga efektif untuk menurunkan berat badan, seperti yang terjadi pada peserta lainnya, Ade, 33, dan Reni, 40. Berat Ade turun 13 kg, sementara Reni turun 5 kg. Mereka tak bosan berlatih TRX karena sudah melihat hasilnya pada tubuh sendiri. "Lihat gak nih otot saya?" tukas Reni menunjukkan lengan kencangnya dengan pose ala binaragawan. (M-6)
miweekend@mediaindonesia.com