Dampak Sering Beli Minuman Kekinian
MINUMAN kekinian kian marak di pasaran kuliner. Minuman yang hadir sejak tahun 2009 ini tren di kalangan milenial dan merajai pasar kuliner. Variasi yang ditawarkan mulai dari campuran susu, teh, kopi, keju, dan bahan lainnya seperti bola tapioka dan gula aren membuat minuman ini seakan tak bisa lepas dari kebutuhan harian.
Tanpa disadari, rutin membeli minuman kekinian artinya kita turut membawa dampak buruk bagi bumi. Permasalahannya terletak pada sampah gelas atau sedotan plastik bekas yang akan berakhir menjadi limbah yang tidak dapat terurai.
Data berbagai gerai minuman kekinian di Jabodetabek pada kuartal ke 3 tahun 2019, penjualan minuman kekinian mencapai angka 200-600 gelas per hari dan meningkat 2 kali lipat pada akhir pekan. Dan 85% nya menggunakan gelas dan sedotan berbahan dasar plastik sekali pakai. Rata-rata menghasilkan 100 juta sampah gelas plastik per tahun hanya dari minuman kekinian.
Aksi anti-plastik pun kini tengah gencar dilancarkan oleh produsen minuman kekinian. Store Manager Kopi 'K' di Jakarta Selatan menjelaskan, gerainya pernah menjual sedotan berbahan dasar kulit pisang untuk mengurangi jumlah pemakaian sedotan plastik.
Begitu juga dengan kedai Kopi 'S" di Jakarta Pusat yang menyatakan sejak lama menjual tumbler dan memberikan potongan harga bagi pelanggan yang menggunakan tumbler keluaran brand tersebut di setiap tanggal tertentu.
SAYANGI BUMI
Data Asosiasi industri plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sampah plastik di Indonesia telah mencapai 64 juta ton per tahun 2018. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampai plastik yang dibuang ke laut.
Konsumen minuman kekinian kini dituntut tidak hanya mengikuti tren tetapi juga menyayangi bumi dengan mengusahakan gerakan anti plastik. Caranya membawa tumbler maupun sedotan sendiri, memilih brand yang menggunakan alternatif gelas plastik reusable, maupun mengurangi jumlah pembelian minuman kekinian.
Melisa Natali
Penulis adalah mahasiswi London School of Public Relations (LSPR) Jakarta