Body Shamming Mempengaruhi Mental

DI KALANGAN  remaja, gaya hidup tidak sehat menjadi isu yang perlu diperhatikan terutama pola makan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Ini menjadi salah satu acuan utama dimana angka obesitas semakin bertambah.

Permasalahan obesitas bukan hanya mengenai gaya hidup yang tidak sehat, melainkan penderita obesitas sering diperlakukan tidak baik atau dikenal dengan istilah body shamming.

Body shamming adalah tindakan mengejek atau mengomentari fisik (bentuk maupun ukuran tubuh) dan penampilan seseorang dengan cara negatif. Tindakan ini perlu dihentikan karena berdampak negatif pada seseorang seperti menurunkan rasa percaya diri, mempengaruhi kesehatan mental hingga jadi stress dan depresi. 
Psikolog Lida Resika Sembiring menjelaskan, bullying dapat memicu depresi pada penderita obesitas. "Jika orang obesitas dibully terus menerus, dia akan menarik diri dari lingkungan yang menyebabkan hanya ingin diam di rumah," katanya.

CARA ATASI BODY SHAMMING
Jika Anda mengalami body shamming, dapat melakukan hal sebagai berikut: Pertama mencintai diri sendiri dan menerima kekurangan yang dimiliki. Apa pun yang dikatakan orang lain tidak akan menyakiti perasaan Anda.

Kedua, tidak membandingkan diri dengan orang lain Sadari bahwa tiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ketiga, jangan hiraukan perkataan buruk orang lain tentang Anda. 

Selanjutnya, berinteraksi dengan orang lain dan memperbanyak teman terutama yang dapat menerima Anda apa adanya sehingga tidak merasa sendiri. Disadari atau tidak, body shamming memberi dampak membahayakan. Yuk, kita mulai bersyukur dan stop body shamming. 

Triana Andianie Yunita Sari
Penulis adalah mahasiswi London School of Public Relations (LSPR) Jakarta 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar