Obesitas Mengganggu Reproduksi Wanita
DATA dari Mitra Keluarga di Indonesia terjadi peningkatan 150.000 kasus per tahun terkait penyakit bagi kaum wanita, tepatnya berada di dalam organ reproduksi wanita yang dikenal sebagai PCOS (Polycystic Ovary Syndrome).
PCOS adalah penyakit yang mengganggu hormon wanita di masa subur yaitu pada usia 15 hingga 44 tahun. PCOS mempengaruhi ovarium dan organ reproduksi wanita yang menghasilkan hormon estrogen dan hormon progresteron (mengatur siklus menstruasi).
Selain itu, PCOS juga menghasilkan sejumlah kecil hormon pria yaitu androgen yang akan mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan banyak kelainan reproduksi dan metabolisme wanita. Salah satu faktor yang berpengaruh adanya PCOS adalah obesitas.
Kadar insulin yang tinggi akan menyebabkan banyak gejala lainnya. Ketidakmampuan hormon insulin untuk bekerja normal adalah alasan mengapa wanita PCOS cenderung menambah berat badan. Tetapi, apabila mereka mengurangi berat badannya, mereka dapat meminimalisir gejala yang ada.
Dirangkum dari Asianparent, Wikihow, Hellosehat, dan Healthline, ada 5 cara untuk meminimalisir obesitas pada penderita PCOS yaitu mengubah gaya hidup. Mulai dari menjaga makan, rutin berolahrga, tidur cukup, mengelola stres, dan tidak merokok.
Ketidaktahuan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penyandang obesitas pada usia > 18 tahun meningkat signifikan, yaitu sebesar 21.8 % dari 14.8% selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Data Jurnal Kedokteran Universitas Sriwijaya (2018) dan WebMD, obesitas terkait dengan pasien PCOS. Tingginya angka obesitas menyebabkan peningkatan pada PCOS. Lebih dari setengah wanita yang mengalami PCOS, juga terkena obesitas.
Meningkatkan kesadaran masyarakat soal PCOS dan kaitannya dengan obesitas adalah penting. Banyak masyarakat belum mengetahui PCOS. Apabila, penyakitnya belum kenal, bagaimana dapat mengetahui dampak yang terjadi? Ini penting untuk didiskusikan, karena di Indonesia pembicaraan mengenai alat vital wanita masih dianggap sensitif atau tabu.
Grace Nancy Angelica
Penulis adalah mahasiswi London School of Public Relations (LSPR) Jakarta