Jumlah Kasus 'Xeroftalmia' Meningkat di Indonesia

JAKARTA (Media): Kasus xeroftalmia atau kelainan mata akibat kekurangan vitamin A yang bisa mengakibatkan kebutaan diindikasikan kembali meningkat di Indonesia.

Kepala Badan Kesehatan Mata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Siti Farida Santyowibowo menyatakan hal tersebut saat peluncuran buku Deteksi Dini Xeroftalmia di Jakarta, Kamis (12/6) yang diselenggarakan  Helen Keller Indonesia.
"Saya kira kembali meningkatnya kasus xeroftalmia karena pengaruh krisis ekonomi  sehingga kecukupan gizi termasuk vitamin A  bagi bayi tidak bisa dipenuhi," katanya.

Indikasi meningkatnya kasus xeroftalmia, lanjut Siti, terlihat dari ditemukannya  17 anak yang telah menderita kelainan mata akibat  kekurangan vitamin A di NTB pada 2001-2003. Selain itu, di Sumatera Selatan juga ditemukan 14 kasus. 

Padahal, berdasarkan survei xeroftalmia pada 1992, Indonesia sudah digolongkan sebagai negara yang mampu mengatasi kelainan mata akibat kekurangan vitamin A tersebut.  

Berikut keberhasilan pemerintah mengatasi xeroftalmia, pada 1994 Indonesia menerima trofi Helen Keller. 

Lebih lanjut, Siti menyatakan penderita xeroftalmia harus cepat-cepat diobati. Pasalnya, xeroftalmia yang tanda-tandanya adalah rabun senja, bila terlambat diobati akan menyebabkan kebutaan.  

Tanda-tanda lain xeroftalmia di antaranya selaput bagian putih bola mata tampak kering, berkeriput sehingga permukaannya terlihat kusut dan kusam. Setelah itu, akan muncul bercak bitot seperti busa sabun atau keju di bagian mata.

Selanjutnya, kornea mata (pada bintik hitam) memutih dan melunak.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Rachmi Untoro menyatakan untuk mengantisipasi kembali meningkatnya kasus xeroftalmia. Depkes akan melakukan revitalisasi pos pelayanan terpadu (posyandu).

Langkah ini diperlukan karena saat ini jumlah posyandu tinggal 40% dibanding sebelum krisis pada 1997.

"Sebelum krisis jumlah posyandu mencapai 250 ribu," katanya.  

Menurut Rachmi, revitalisasi posyandu diperlukan karena pos pelayanan bagi balita dan ibu hamil merupakan sarana yang efektif untuk mencegah terlambatnya pengobatan bagi balita yang kekurangan gizi dan vitamin. 

"Khusus untuk xeroftalmia, di setiap posyandu atau puskesmas pada Februari dan Agustus dibagikan kapsul vitamin A," tutur Rachmi. (MD/V-2)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar