Gangguan Pernapasan. Komplikasi Asma dan PPOK Kian Banyak

JAKARTA, KOMPAS - Kasus asma disertai penyakit paru obstruktif kronik kian banyak seiring meningkatnya faktor risiko penyakit itu. Komplikasi penyakit paru itu butuh perawatan lebih rumit dan lama serta sulit memulihkan fungsi paru. 

Menurut Direktur Pusat Asma - Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Rumah Sakit Siloam Asri, Prof Hadiarto Mangunnegoro, pada temu medis, di Jakarta, Rabu (4/11), beberapa tahun terakhir ini, muncul asma disertai PPOK (asthma-COPD overlap syndrome/ACOS). Pasien bisa terkena asma sekaligus PPOK atau sebaliknya.
"Dari semua pasien asma, 20 persennya ada gejala PPOK, dan 20 persen pasien PPOK menunjukkan gejala asma. Pasien ACOS umumnya muda, usia 40-an tahun," kata Hadiarto. 

Fungsi paru pada pasien ACOS tak bisa kembali normal meski sudah diobati. Namun, mutu hidup pasien bisa dijaga dengan mengontrol penyakitnya. Menurut Hadiarto, ACOS yang mulai banyak ini terkait faktor risiko, seperti tingginya prevalensi merokok, polusi udara memburuk dan perilaku hidup tak sehat lain. "Kebiasaan merokok yang meningkat jadi bencana," ucapnya. 

Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi asma 4,5 persen dan PPOK 3,7 persen. Prevalensi asma di perkotaan dan pedesaan tak jauh beda, sedangkan prevalensi PPOK di pedesaan tak jauh beda, sedangkan prevalensi PPOK  di pedesaan lebih besar daripada perkotaan.  

Pada kongres internasional European Respiratory Society tahun 2014, hasil riset menunjukkan, obat pasien PPOK, tiotropium  bromide dikombinasi kortikosteroid inhalasi, bisa dipakai pasien asma amat berat yang terkena asma meski diobati. 

Terapi lengkap
Konsultan paru yang juga anggota tim ahli paru Pusat Asma PPOK RS Siloam Asri, Ratnawati, memaparkan, terapi dan obat bagi pasien ACOS di Indonesia lengkap dan tersedia. Banyak rumah sakit bisa menangani ACOS, dan Badan penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menjamin biaya terapi. "Perlu dipikirkan kemampuan dokter karena banyak pasien COPD belum terdiagnosis," ujarnya. 

Asma adalah penyakit obstruktif akibat penyempitan saluran napas besar, ditandai pembengkakan mukosa, kontraksi bronkus, dan lendir. Pembengkakan terjadi akibat inflamasi dengan gejala berupa batuk, mengi, dan dada sesak.

Sementara PPOK terjadi pada saluran napas besar sampai saluran napas kecil dan bersifat permanen. Pada PPOK, selain mukosa bengkak, jaringan ikat di bawahnya menebal. Dua penyakit tersebut termasuk kronis dengan inflamasi. (ADH) 


Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar