Gila Kerja saat Muda Menyesal di Hari Tua

"PEKERJAAN dan hidup merupakan hal sama buat saya."

Demikian pernyataan pendiri firma VCNC asal Korea Selatan, Jake Park, seperti dikutip sebuah artikel daring terkenal.

Benarkah? Mungkin bagi Park dan sebagian besar pengusaha muda hal tersebut benar adanya. Pekerjaan menyita hampir seluruh waktu mereka tanpa membuat para pengusaha itu merasa jemu.

"Saya bahagia saat bekerja dan terlebih saat saya melihat pengguna produk saya. Melihat para pengguna senang membuat saya bahagia" ucap Park.

'Gila kerja' sudah jadi tradisi yang ditunjang oleh kemajuan teknologi. Sebuah riset menyebut manusia modern dapat mengecek surel pekerjaan 24 jam sehari, membuat mereka sulit membedakan antara pekerjaan dan sisi kehidupan mereka yang lain.

"Terkadang keluarga lebih penting, terkadang lingkungan sosial yang lebih penting, dan lain waktu karier perlu didahulukan. Namun, yang terpenting ialah menjaga keseimbangan ketiganya," nasihat Sir Martin Sorrel, seorang dosen sekolah bisnis. 

Pengalaman memang mengajarkan para pengusaha yang lebih matang mengenai pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, bukan hanya soal pekerjaan. Ayah dari Chairman Lan Kwai Fong, grup yang berbasis di Hong Kong, Allan Zeman, meninggal di usia 50 tahun karena serangan jantung. Tidak ingin bernasib serupa, Zeman menghabiskan 90 menit setiap hari untuk berolahraga.  Dengan beralasan itu tidak bisa diganggu gugat, ia bahkan pernah membuat Presiden AS, menunggunya menuntaskan rutinitas tersebut.

CEO perusahaan desain IDEO, Tim Brown, juga melakukan hal sama dengan Morrissey. Ia membuat aturan bagi dirinya untuk tidak berjauhan dari istrinya lebih dari 10 hari "Memastikan bahwa saya tidak menghabiskan terlalu banyak waktu jauh dari keluarga membuat perbedaan bagi hubungan kami, dan bahkan perubahan bagi hidup saya. Jadi menurut saya, kualitas hidup mungkin merupakan hal terbaik yang bisa saya miliki," ujar Brown.

Terlalu asyik bekerja di masa muda merupakan hal yang  paling banyak disesali para manula. Bronnie Ware, perawat dengan segudang cerita tentang pasien yang dijaganya hingga menjelang ajal, mengungkap mereka kerap menyesal kebiasaan gila kerja semasa muda. 

Ware lantas menuangkan pengalaman-pengalaman tersebut dalam buku berjudul The Top Five Regrets of the Dying. Dalam buku itu ia menulis banyak orang di penghujung hidup menyesali masa ketika waktu habis sekadar untuk berlari di atas treadmill pekerjaan yang tiada habisnya. 'Saya harap saya (dulu) tidak terlalu keras bekerja', itu kalimat yang menurutnya paling banyak terucap dari para pasien. (BBC/Fat/E-2)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar