Jaga Lansia Tetap Sehat dan Bahagia

Imunisasi Efektif Cegah Penyakit Infeksi

JAKARTA, KOMPAS - Indonesia saat ini memiliki sekitar 25 juta penduduk lanjut usia jumlah tersebut akan terus naik seiring usia harapan hidup bertambah dan kesehatan membaik. Namun, jumlah besar itu akan meningkatkan beban ketergantungan dan biaya kesehatan akibat munculnya berbagai risiko penyakit yang mengiringi proses penuaan.

"Masalahnya, meski jumlah lansia Indonesia besar, banyak di antara mereka menderita berbagai penyakit dan tidak produktif," kata Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia, Siti Setiati dalam seminar "Mengedepankan Aspek Promotif dan Preventif pada Kesehatan lansia," di Jakarta, Kamis (21/5).

Kondisi itu membuat banyak lansia sangat bergantung pada keluarga atau lingkungan sekitar. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Eka Viora mengatakan, kesehatan yang baik adalah kunci agar lansia tetap mandiri dan berperan dalam keluarga dan masyarakat. "Lansia harus dijaga agar tetap sehat dan bahagia," katanya. 

Seiring menurunnya fungsi faal tubuh, sejumlah penyakit degeneratif bermunculan, seperti jantung, stroke, diabetes, atau kanker. Mereka juga lebih rentan terserang penyakit infeksi akibat daya tahan tubuh menurun. Pola makan mereka pun berubah sehingga sering kurang gizi.

Gangguan neurologis seperti berkurangnya kepekaan indera, sulit mengingat, hingga pikun pun muncul. Saat bersamaan, mereka rentan mengalami gangguan kejiwaan akibat perubahan keadaan diri dan lingkungan.  Belum lagi stres akibat beragam penyakit yang dideritanya.

Penyakit infeksi
Dibandingkan dengan penduduk usia muda, aneka penyakit infeksi bisa berdampak jauh lebih besar pada lansia. Selain daya tahan tubuh turun, respons lansia terhadap antibiotik juga berkurang. Seringnya lansia menjalani perawatan di rumah sakit membuat mereka rentan terpapar berbagai kuman penyakit.

Menurut Setiati, hampir seperempat kematian lansia berumur lebih dari 75 tahun dipicu penyakit infeksi. Penyakit infeksi terbanyak diderita adalah infeksi saluran kemih, infeksi kulit, pneumonia bakterialis, influenza, dan infeksi saluran cerna.

"Berbagai infeksi itu bisa dicegah vaksinasi," ujarnya, Imunisasi lansia lebih efektif dalam pembiayaan daripada mengobati lansia sakit. Kalaupun  masih terserang infeksi, tingkat keparahannya bisa ditekan. Namun, vaksinasi lansia belum populer.

Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Samsuridjal Djauzi mengatakan, vaksinasi lansia yang tersedia saat ini setidaknya ada untuk tiga jenis penyakit, yaitu influenza, pneumonia dan infeksi kulit herpes zoster.

Vaksin influenza bisa diberikan setahun sekali. Vaksin ini penting mengingat influenza pada lansia banyak disertai komplikasi berbagai penyakit.  

Vaksin pneumonia/radang paru bisa lima tahun sekali jika vaksin yang dipakai jenis pneumokokus polisakarida (PPSV23) atau sekali seumur hidup jika menggunakan vaksin konjugasi pneumokokus valen 13 (PCV13).

Adapun vaksin herpes zoster diberikan sekali seumur hidup. Penyakit yang merupakan reaktivasi virus cacar air itu menimbulkan ruam merah di kulit dan menimbulkan rasa nyeri parah dan berkepanjangan.

Pemeriksaan kesehatan
Besarnya risiko kesehatan lansia membuat keinginan mereka mengetahui status kesehatannya sangat besar. "Lansia juga butuh kelompok berbagi dan mengekspresikan diri," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta Arida Oetami.

Kondisi itulah yang difasilitasi Dinkes DIY dengan membuat puskesmas santun lansia, rumah sehat lansia, dan posyandu lansia di beberapa kabupaten/kota. Di sana, lansia tak hanya diperiksa fisik rutin, tetapi juga konseling psikologi dan pemeriksaan neurologi. Fasilitas itu juga memberi peluang bagi lansia mengekspresikan diri melalui senam, gerak jalan, atau rekreasi.

Layanan tersebut penting karena jumlah lansia di DIY besar, yakni 13,4 persen dari total populasi atau 492.000 jiwa. Angka harapan hidup di DIY 74,2 tahun, tertinggi di Indonesia.

"Pendampingan lansia diharapkan meningkatkan kualitas hidup dan membantu mereka mengontrol faktor risiko penyakit," kata Kepala Dinkes Bantul Maya Sintowati. (ADH/MZW)     

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar