Kesehatan Jiwa. Stigma Hambat Penanganan Skizofrenia

CIREBON, KOMPAS - Stigma masyarakat terhadap penderita skizofrenia jadi kendala utama penanganan gangguan jiwa itu. Hingga kini, banyak penderita diperlakukan buruk oleh keluarganya, seperti dipasung karena malu. Itu diperparah terbatasnya akses pasien pada fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Ketua Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Bagus Utomo, Rabu (14/11), menyatakan hal itu saat mengunjungi Klinik Psikiatri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Stigma menghalangi orang dengan skizofrenia (ODS) beraktivitas normal dan kembali pada fungsinya sebagai orang berpengharapan dan berkemampuan seperti manusia lain. "Tak mudah menghilangkan stigma pada ODS Baru 3,5 persen pasien gangguan jiwa mendapat akses kesehatan," ujarnya.  

Hal itu terjadi karena minimnya edukasi skizofrenia. Akibatnya, mayoritas warga menganggap skizofrenia dan gangguan mental lain sebagai  gila karena karma, santet, dan hal di luar logika. "Ketidaktahuan memicu stigma itu menghambat penanganan gangguan jiwa," ujarnya.

Terkait hal itu, pihaknya mengapresiasi upaya RSUD Arjawinangun yang sejak 2013 membuka klinik psikiatri rawat inap. Sebelumnya, RS yang ada di jalur utama pantura Cirebon itu membuka klinik psikiatri yang melayani rawat jalan sejak 2007. Klinik psikiatri jarang ditemui di RS umum, apalagi di daerah minim dokter spesialis jiwa.

Direktur RSUD Arjawinangun Ahmad Qoyyim mengatakan, keberadaan Klinik Psikiatri di RS itu merupakan inisiatif dokter spesialis jiwa pada RSUD Arjawinangun, Eri Achmad. Semangat yang ingin dibangun dari adanya klinik itu adalah kemanusiaan mengingat ODS adalah manusia yang punya hak hidup sehat dan bermartabat.

"Kami ingin mengikis stigma pada ODS, seolah-olah pengidap skizofrenia tak bisa disembuhkan. Padahal, banyak pasien bisa pulih, beraktivitas mandiri, dan mendapat pekerjaan karena pengobatan rutin diimbangi layanan psikososial," ucapnya.  

Adanya Klinik Psikiatri di RS umum  diharapkan membuat keluarga ODS tak malu mengajak kerabat berobat. Di RSUD Arjawinangun, ada berbagai fasilitas kesehatan bagi pasien gangguan jiwa. Tiap hari, 100 pasien dan kerabat berkonsultasi ke dokter spesialis jiwa di RS itu.

Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra berkomitmen, Cirebon menjadi daerah ramah pasien gangguan jiwa. Tahun 2014, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cirebon mengalokasikan dana Rp 11,4 miliar bagi poliklinik jiwa RSUD Arjawinangun. (REK) 


Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar