Menepis Pandangan Buruk Orang dengan HIV/AIDS
STIGMA buruk kerap melekat pada diri pengidap HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome). Mereka juga dianggap tak punya harapan hidup. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selalu dipandang sebelah mata, sebagai pengidap penyakit menular yang sukar disembuhkan. Betulkah demikian?
Yurike Ferdinandus, sebagai Odha mengungkapkan kisahnya secara blak-blakan pada program Mata Najwa di Metro TV, malam nanti. Pada episode Hidup dalam Stigma ini, Yurike menuturkan bagaimana dia terpapar virus tersebut dari suaminya yang seorang tentara.
Ironisnya, ibu tiga anak itu baru tahu dirinya positif HIV setelah sang suami meninggal pada Agustus 2008. Terlepas dari latar belakang kisahnya itu, bagi Yuke, hal tersebut bukanlah aib.
Ia hanya ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa seorang yang menderita HIV/AIDS itu tidak mesti mati. Terbukti, hingga saat ini dia masih hidup dan bisa melewati semuanya.
"HIV tidak sama dengan mati. Saya ingin kakek melihat dan tahu kalau HIV/AIDS tidak menular lewat ciuman, sentuhan, apalagi keringat. Saya kangen pelukan dan ciuman yang dulu ada," ucapnya lirih.
Melalui kisah Yuke tersebut. Mata Najwa ingin menggugah bahwa menderita HIV/AIDS tidak sama dengan kematian. Dari segi angka, jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia juga belum mencapai jutaan.
Kementerian Kesehatan per September 2014 mencatat jumlah kasus HIV yang dilaporkan sejak 1987 hingga September 2014 sebanyak 150.296, sedangkan AIDS sebanyak 55.799.
Namun, kasus itu memang ibarat fenomena gunung es, yang muncul ke permukaan hanyalah sebagian kecil. Angka sebenarnya belum tercatat, karena belum terlihat.
Mereka yang berisiko
Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) Ramdani Sirait, para karyawan, baik yang bekerja di swasta maupun di pemerintah atau di organisasi politik dan kemasyarakatan, memiliki mobilitas tinggi.
"Keletihan dan kejenuhan bisa saja membuat mereka tergiur untuk melakukan seks yang berisiko, yaitu seks tidak aman, atau terlibat narkoba dengan penggunaan jarum suntik yang bergantian. Ini merupakan tahap awal penyebaran HIV," ungkapnya. (Mut/M-6)