DR. FLORENTINA R. WAHYUNI
Wanita kelahiran Jepara, 28 Desember 1968 ini sempat dikira dukun. Pasalnya, ia menyembuhkan orang dengan terapi bunga. Floren kecil memang bercita-cita menjadi dokter. Ketika sang ayah meninggal akibat kanker prostat, Floren melirik pengobatan herbal lewat jurnal phytobiophysics dan mempelajarinya di Malaysia. "Metode ini tentang energi yang ada di dalam bunga phytobiophysics adalah terobosan ilmiah yang memfasilitasi kemampuan bawaan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri sampai tingkat terdalam secara spiritual, mental, emosional dan fisik,"jelas Floren.
Tumbuhan memiliki kekuatan menciptakan daya tahan bagi lingkungan terhadap polutan yang terjadi di sekeliling. Sementara itu tubuh memiliki getaran frekuensi dan tingkat energi tertentu. Jika terjadi gangguan seperti sakit atau daya tahan tubuh melemah, tubuh mengalami ketidakseimbangan. "Adanya energi vibrasi dari bunga dan tumbuhan menjadi harmonisasi energi hingga kesehatan jiwa dan raga tercipta. Jadi, tak perlu obat dan bebas dari pengaruh zat kimia serta adiktif."
Floren pun menjadi orang Indonesia pertama yang meraih Certificate of Qualification in Phytobiophysics International (UK) langsung dari founder phytobiophysics, Diana Mossop, MD. Bunga tertentu memiliki kekuatan radiasi hingga menciptakan vibrasi yang dapat diserap tubuh dalam frekuensi tertentu.
"Hingga mampu menyeimbangkan level energi dalam tubuh yang dapat membuat perasaan nyaman dan bahagia. Serta mampu meningkatkan sistem imun dalam melawan serangan virus dan bakteri." Tubuh akan bekerja secara optimal dan merangsang pemenuhan perlahan-lahan, jika energi pada tubuh seimbang. "Metode ini akan mengharmonisasikan efek energi toksin yang berbahaya bagi tubuh dan merangsang tubuh untuk segera membuang energi itu secepat mungkin".
Menurut Floren, phytobiophysics memiliki tiga tahap penyembuhan." Menganalisa level energi tubuh, menyeleksi kombinasi formula bunga dan tumbuhan yang direkomendasikan sesuai dengan keadaan tubuh, serta memperlancar aliran limfa tubuh."
Misalnya, teratai putih berguna mengatasi vitalitas, syok, dan kelelahan. Mawar putih untuk pertumbuhan, anti penuaan, kehamilan, dan sistem endokrin. Anggrek (indigo) untuk mengatasi demam, keadaan darurat, dan infeksi telinga. Selama pengobatan, Floren tak menggunakan suntik tapi memakai remedis. "Yang diambil dari bunga gelombang elektromagnetiknya." Setelah bunga dipetik, dicemplungkan ke air, timbul gelembung-gelembung.
"Gelembung itu diambil dan diikat zat tertentu, diperbesar daya tembusnya sampai 5-6 kali," papar Floren yang pernah menemukan produk palsu di pasaran. "Setelah diperiksa ternyata tak ada energinya."
Gelombang itu dalam bentuk pil kecil putih yang tak boleh disentuh tangan. Pengobatan selanjutnya dengan special care, pil yang dicampur air, dikocok sesuai angka favorit lalu semprotkan ke mulut. "Kalau tidak dikocok sesuai angka favorit, tidak akan nyambung. Hasilnya akan berbeda jika berkaitan dengan hal yang disuka. Kadang ada pasien yang tak suka dengan angka tertentu, saya coba ingatkan dengan benda yang disukainya."
Tak seperti dokter pada umumnya, Floren tak pernah bertanya sakit apa kepada pasien. Pasien pun bebas bercerita bahkan sampai ada yang menangis. "Saat memeriksa pasien makan waktu sampai 2 jam. Tak hanya penyakitnya dibenahi, tapi juga mental emosionalnya," papar Floren sambil menyebutkan penyakit yang paling banyak dikeluhkan adalah alergi, gangguan pencernaan, gangguan konsentrasi.
Berkat phytobiophysics, Floren laris manis mengisi acara teve, radio, dan seminar. Kendati sempat ditawari bekerja di RS lain, namun Floren menolak. "RS yang sekarang dekat dengan rumah. Jadi saya masih bisa memantau anak-anak. Kalau ada dokter yang tertarik phytobiophysics, akan saya ajarkan. Setelah itu, silakan buka praktik di tempat mereka," tutupnya.
