TENTANG ARTERIOVENOUS MALFORMATION (AVM)
Arteriovenous Malformation atau AVM merupakan kelainan bawaan pada lokasi pertemuan pembuluh darah arteri dengan pembuluh balik vena. Normalnya peralihan kedua jenis pembuluh darah itu dihubungkan oleh serabut kapiler.
Hubungan langsung arteri dengan vena pada kasus AVM merupakan suatu anomali kelainan bentuk pipa pembuluh darah yang secara progresif akan terus melebar atau menggembung. Lama-kelamaan, dengan semakin melebarnya pembuluh dindingnya akan semakin menipis, atau oleh semakin membesarnya ukuran pipa pembuluh di bagian tersebut sehingga akan bisa menekan organ yang dipasok darahnya.
Bagi pembuluh dengan anomali tersebut bisa terbentuk di otak, sumsum tulang belakang, hati, ginjal, atau bagian lain tubuh. Bila pembuluh anomali itu semakin menipis bisa saja berakibat pasokan darah di lokasi organ tersebut berkurang atau pembuluhnya pecah, sehingga terjadi perdarahan di lokasi tersebut.
Bagi organ otak dan sumsum tulang belakang, berkurangnya pasokan darah sudah mengganggu fungsi persarafan setempat, dan pecahnya pembuluh darah beranomali berarti terhentinya sama sekali pasokan darah. Tergantung di lokasi saraf otak atau sumsum tulang belakang bagian mana AVM itu terbentuk, gejalanya bisa berupa stroke kejang-kejang, sampai kelumpuhan tungkai seperti pada kasus Sasha.
Lokasi AVM Sasha berada di bagian pinggang sumsum tulang belakangnya. Berarti jaras saraf sumsum tulang belakang bagian pinggang yang terkena. Keluhan nyeri pinggang pada awal penyakit berarti sudah ada desakan atau penekanan pembuluh yang anomali di sumsum tulang belakangnya. Orangtua Sasha juga melihat tungkai (betis) Sasha sisi kanan lebih kurus dibanding sisi kiri. Itu sebetulnya sudah harus memberi kerisauan bahwa ada yang tak beres pada sistem saraf. Tungkai kanan lebih kurus dari yang kiri berarti sudah terjadi atrofi otot akibat gangguan saraf di pangkal sumsum tulang belakang yang mengurus persarafan tungkai dan kaki kanan.
Bila AVM sumsum tulang belakang Sasha (Spinal AVM) dibiarkan, dengan semakin menggembung dan menipisnya pembuluh yang berkelainan itu sehingga menimbulkan desakan atau penekanan pada jaras sumsum tulang yang mengurus saraf tungkainya, suatu waktu, dengan berolahraga atau kegiatan fisik yang meningkatkan arus darah, bisa saja pembuluh abnormal itu pecah. Pada saat pecahnya AVM di sumsum tulang belakang itu bisa memunculkan serangan kelumpuhan mendadak.
Kita mungkin pernah mendengar anak remaja yang mendadak lumpuh lengan atau tungkainya sewaktu bermain voli, bergiat fisik, atau mungkin mendadak terserang stroke. Kasus demikian kemungkinan suatu kasus AVM otak atau AVM sumsum tulang belakang (AVM Spinal).
Beruntung Sasha, yang sudah ditangani sebelum AVM sumsum tulang belakangnya yang mungkin sudah menipis dan amat menggembung belum terlanjur pecah. Bila sudah sampai pecah, tak ada cara lain untuk mengatasinya kecuali menerima saja keadaan yang tak mungkin bisa dikoreksi lagi itu, yakni kelumpuhan tungkai.
@Senior