AGAR KECELAKAAN KERJA TIDAK BERUJUNG KECACATAN

PEKERJA di lingkungan pabrik, terlebih yang berprofesi sebagai operator suatu mesin, menanggung risiko mengalami kecelakaan kerja yang lebih besar jika dibandingkan dengan pegawai kantoran. Beragam kasus seperti jari tangan terpotong mesin, tergelincir, atau terjatuh dari ketinggian bisa saja mereka alami.

Pertolongan yang cepat dan tepat perlu segera diberikan kepada korban-korban kecelakaan semacam itu. Jika terlambat, kefatalan bisa terjadi baik itu berupa kecacatan seumur hidup maupun kematian.

Untuk penanganan kasus-kasus seperi itu, keahlian di bidang ortopedi sangat diperlukan.

"Ortopedi adalah bidang kedoktern yang menangani penyakit maupun gangguan pada tulang, otot, dan sendi. Kasus kecelakaan kerja di lingkungan pabrik kerap kali menimbulkan gangguan di tiga bagian tubuh tersebut," jelas dokter spesialis bedah ortopedi dari RS Antam Medika, Jakarta, Prof DR Dr M Ahmad Djojosugito Sp.OT, MHA, MBA, FICS kemarin.

Penanganan di bidang ortopedi baik prosedur operasi maupun rehabilitasi medis, lanjut Prof Ahmad, berguna untuk mencegah kecacatan yang mungkin timbul akibat kecelakaan kerja. Bila kecacatan memang tidak bisa dihindari, penanganan di bidang ortopedi tetap diperlukan agar organ yang cacat tersebut bisa tetap berfungsi semaksimal mungkin.  

"Sebagai contoh, jari tangan yang terpotong mesin, bila segera ditangani dengan benar, bisa disambung kembali melalui prosedur operasi sehingga korbannya tidak harus cacat seumur hidup." sambung Ahmad Djojosugito.

Ahmad Djojosugito yang juga Direktur Utama RS Antam Medika menyebutkan bidang ortopedi menjadi pendukung salah satu layanan RS tersebut, yaitu layanan traumatologi. Layanan itu diharapkan bisa membantu menangani kasus-kasus kecelakaan kerja, terutama di lingkungan sekitar RS Antam.   

"Kami diperkuat oleh tim medis ahli yang mengedepankan keamanan dan kenyamanan pasien serta keluarga," katanya.

Utamakan edukasi

Selain kecelakaan kerja, gangguan yang kerap dialami pekerja pabrik dan karyawan kantoran ialah nyeri pinggang. Memang, gangguan itu tidak mematikan. Namun, keberadaannya bisa mengganggu produktivitas.  

Dari kasus-kasus yang ditangani Ahmad Djojosugito, kebanyakan  gangguan nyeri pinggang disebabkan postur tubuh yang salah ketika duduk dan berdiri.

"Sekitar 80% disebabkan salah posisi tubuh. Misalnya, terlalu lama duduk. Berangkat ke kantor duduk di mobil, sampai di kantor duduk di depan komputer, di rumah juga lebih banyak duduk. Lama-lama timbul nyeri pinggang."

Pun demikian pekerja pabrik yang harus bekerja dengan posisi berdiri atau duduk terlalu lama. Mereka terancam gangguan tersebut. Terlebih kursi yang dipakai tidak sesuai dengan lekuk tubuh alami manusia (tidak ergonomis).

Pada kasus-kasus semacm itu, penanganan dilakukan dengan fisioterapi. Namun, yang juga tidak kalah penting ialah edukasi tentang postur tubuh yang baik untuk menghindari berulangnya gangguan itu.

"Untuk itu, kami juga memberikan edukasi untuk pasien. Bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada mengobati." (Nik/H-2)    

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar