AKHIRNYA SAYA PUNYA ANAK

Anak adalah dambaan setiap pasangan yang baru menikah. Begitu pula dengan pasangan Darwanto - Tuti Harmini. Kebahagiaan mereka sirna karena mengalami keguguran akibat TORCH. Beruntung mereka bertemu dengan Anda Juanda, kegagalan hamil dapat diatasi dengan baik.

Tuti Harmini (Karyawati), Keberuntungan Akhirnya Berpihak pada kami 

Saya dan Mas Darwanto menikah awal tahun 1993. Sebagaimana umumnya pasangan suami istri, kami menginginkan segera memiliki keturunan. Harapan itu tak mustahil, tiga bulan setelah menikah, saya hamil. Sayangnya, saat kandungan belum lagi berusia 3 bulan, saya mengalami keguguran.

Sedih rasanya saat itu. Hingga awal tahun  1995, saya belum lagi mengalami kehamilan. Keinginan kuat untuk mendapatkan keturunan terus kami upayakan. Berbagai terapi  medis dan alternatif pernah kami jalani. Sayangnya belum membuahkan hasil.

Akhirnya, pada pertengahan tahun 1995 kembali saya mengalami kehamilan. Namun, lagi-lagi nasib baik belum berpihak pada saya. Kembali saya mengalami keguguran. Kali ini usia kandungan hanya satu setengah bulan.

Dua kali mengalami keguguran membuat saya trauma dan stres. Meski demikian, kami terus mencari upaya supaya saya kembali bisa hamil.

Sekitar tahun 1996, atas anjuran dokter, saya mencoba memeriksakan diri ke laboratorium. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, pada diri saya kedapatan positif parasit toxoplasma dan virus cytomegalo.

Menurut dokter, parasit dan virus itu yang membut saya selalu mengalami keguguran Terhadap dokter pertama dan kedua yang memeriksa kandungan, saya sempat menyayangkan kenapa pada kehamilan saat itu mereka tidak menganjurkan saya memeriksakan darah di laboratorium.  

Karena itu, sejak tahun 1996, saya menjalani terapi pemeriksaan parasit toxoplasma dan virus cytomegalo. Dari dokter yang menangani, saya diberi obat-obatan anti TORCH.

Terus-menerus minum obat dan saking banyaknya, saya sempat bosan. Bahkan efeknya pinggang ini jadi sakit. Itulah mengapa meski menjalani perawatan medis, kami juga mencari pengobat alternatif.

Habis Rp 250 Juta

Pengobat alternatif di Palembang, Lampung, Jakarta, dan Semarang telah kami kunjungi, sekadar mencari alternatif kesembuhan sayangnya, pengobatan medis maupun alternatif tak juga menurunkan jumlah parasit dan virus yang bersarang di tubuh saya ini.

Telah banyak biaya yang dikeluarkan untuk terapi TORCH. Menurut suami saya, kuitansi dari medis saja sudah sekitar Rp 250 jutaan. Belum lagi biaya untuk pengobatan alternatif.

Di tengah keputusasaan, pada tahun 2.000 saya membaca sebuah majalah yang menampilkan"sepak terjang" Pak Anda Juanda di Bogor. Kebetulan suami sedang bertugas di Bogor. Langsung saja suami mencoba mendatangi tempat praktiknya Setelah berkonsultasi, suami saya diberi ramuan obat yang harus saya minum.  

Obat dari Pak Anda berupa cairan  berwarna kuning. Saya minum 1 gelas dicampur dengan 1 sendok makan madu setiap bangun tidur. Pada 3 bulan pertama terapi, hasil laboratorium sudah menunjukkan perubahan, meski penurunan ambang batas TORCH belum banyak.

Lalu, saya meneruskan terapi 3 bulan lagi. Pada akhir bulan keenam pengobatan saya memeriksakan diri lagi ke laboratorium. Hasilnya parasit toxoplasma dan virus cytomegalo dinyatakan negatif. 

Hasil negatif ini saya konsultasi ke dokter kandungan. Atas petunjuk dokter, saya diperbolehkan hamil lagi. Saya positif hamil pada bulan September 2001. Saya masih minum obat dari Pak Anda hingga usia kandungan 9 bulan. 

Akhirnya, pada hari yang dinantikan, bayi saya lahir dengan selamat, tak kurang satu apa pun. Memang proses kelahirannya pada saat itu dengan cesar karena posisi bayi sungsang dan kebetulan panggul saya tergolong sempit.

Terima kasih Tuhan, akhirnya Kau percayakan pada kami seorang anak laki-laki.

@Seperti diceritakan kepada wartawan SENIOR, Hendra Priantono. 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar