RAHASIA DI BALIK SENYUM
SENYUMAN merupakan sinyal psikologis yang memiliki banyak dimensi. Begitu kompleksnya makna senyuman, sehingga pada satu sisi, senyuman dapat berarti keramahan, keterbukaan, kegembiraan, dan kehangatan yang terpancar dari wajah seseorang. Namun, di sisi lain senyuman dapat pula berarti pelecehan kesinisan, penyepelean dan peremehan. Konon sampai saat ini belum ada seorang pun yang bisa menafsirkan senyum misterius Monalisa di lukisan karya Leonardo da Vinci yang kesohor di seantero dunia ini.
Ekspresi Gembira
Meskipun senyuman punya multidimensi, namun secara umum senyuman diterjemahkan sebagai ekspresi kegembiraan. Kegembiraan juga bermakna penerimaan secara tulus terhadap sikap, ungkapan-ungkapan, bahasa tubuh, dan materi pembicaraan dan lawan bicara kita ketika senyuman itu ditebarkan.
Oleh karena itu, dalam beberapa sekolah kepribadian amat ditekankan betapa seorang sekretaris, atau petugas front office dan orang-orang yang berkecimpung dalam layanan-layanan publik agar suka tersenyum ketika berbicara atau memberikan pelayanan kepada klien. Sungguh tidak etis, ketika ada seorang tamu di sebuah instansi tertentu bertanya kepada petugas front office ternyata disambut dengan jawaban-jawaban ketus dan tanpa senyuman.
Bahkan, ketika seseorang pekerja layanan publik sedang menerima telepon dari klien, amat disarankan agar menerimanya dengan senyuman. Meskipun, ekspresi wajah pekerja tadi tidak dapat dilihat oleh lawan bicara, namun perbincangan via telepon yang diiringi senyuman akan terasa amat berbeda dengan perbincangan yang tanpa senyuman. Alih-alih tersenyum, dengan alasan capek, tidak jarang seorang petugas layanan publik menjawab pertanyaan klien dengan jawaban pendek-pendek. Kesannya, klien membosankan dan tidak dibutuhkan. Padahal, bukankah klien adalah konsumen? Dan konsumen adalah raja.
Kaitan Senyum dan Rasa Bahagia
Senyuman memiliki pengaruh serius dalam dunia bisnis layanan umum. Meskipu badan sedang letih, sedang tidak mood untuk berbicara, namun seorang petugas yang bekerja di bidang layanan publik memang tetap disarankan untuk tersenyum. Bahkan sekalipun ia bukanlah petugas front office, namun kalau ia adalah bagian dari sebuah industri layanan publik, semestinya ia juga menampakkan wajah ramah dan suka tersenyum. Paling tidak, jangan sampai ekspresi wajah menunjukkan keengganan, ogah-ogahan, bahkan ketus pada lawan bicara.