POSTUR SALAH PICU NYERI PINGGANG
NYERI leher dan pinggang merupakan dua keluhan yang paling sering dialami oleh hampir semua orang. Data statistik menyebutkan 60%-90% orang pernah mengalami nyeri leher dan pinggang dalam hidupnya.
"Sekitar 80%-90% dari yang pernah mengalami nyeri sebelumnya akan kambuh lagi," ujar Direktur Sasana Husada Fisioterapi drs Soehardi SMPh dalam seminar bertema Pencegahan nyeri leher dan pinggang di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Margonda, Jakarta, Sabtu (6/6).
Mengapa nyeri sering timbul di leher dan pinggang? Menurut Soehardi, itu disebabkan oleh titik gaya berat tubuh melewati leher dan pinggang. Akibatnya, tekanan terbanyak ada pada leher dan pinggang. Leher, misalnya, harus terus menerus menopang kepala yang beratnya hampir mencapai 4 kg, dan pinggang harus menopang tubuh bagian atas.
Fungsi leher dan pinggang yang berlangsung tanpa istirahat akan menimbulkan tekanan yang lebih besar. Proses itu diperberat dengan posisi atau postur tubuh yang salah.
Soehardi menjelaskan kebanyakan nyeri leher dan pinggang disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, penggunaan tubuh secara salah, kebiasaan kerja yang buruk, posisi tidur yang sama dalam waktu lama, serta menurunnya fleksibilitas dan kebugaran tubuh. Di antara faktor-faktor penyebab tersebut, postur tubuh yang salah merupakan penyebab utama. "Sekitar 80% nyeri leher dan pinggang, disebabkan oleh postur tubuh yang salah," kata Soehardi.
Bentuk tubuh yang salah itu bervariasi. Antara lain, posisi berdiri yang tidak tegak sehingga memicu tekukan di leher, pinggang, dan lutut. Adapun penggunaan tubuh yang salah meliputi penggunaan sepatu berhak tinggi atau mengangkat barang dalam posisi membungkuk dengan menekuk pinggang, bukan lutut.
"Ketika seorang wanita mengenakan sepatu hak tinggi, berat tubuh jadi condong ke depan. Guna menyeimbangkan kemiringan ini, ruas tulang pinggang terpaksa menanggung beban berat karena 'dipaksa' meluruskan tubuh. Akibatnya, otot-otot di seputar pinggang kelelahan," ujar Soehardi.
Olahraga
Hal lain yang turut memicu nyeri adalah kebiasaan buruk memiringkan kepala dengan menekuk leher saat menggunakan telepon. Selain itu, posisi tidur yang menetap pada satu sisi tubuh atau tidur sambil meringkuk juga dapat memicu nyeri. Faktor posisi tubuh yang salah itu semakin diperburuk dengan penurunan kelenturan dan kebugaran tubuh akibat kurang olahraga.
"Manusia lebih banyak menghabiskan waktu dengan menekuk semua bagian badan, ketimbang meregangkannya. Akibatnya, muncullah ancaman ketegangan."
Semua faktor tersebut, menurut Soehardi, akan memicu terjadinya peradangan dan ketegangan pada otot, yang mengakibatkan munculnya rasa nyeri. Proses itu bagai lingkaran setan yang sulit dipotong. Biasanya diawali dengan nyeri, selanjutnya penegangan otot, gangguan peredaran darah, gangguan gerak, serta kekakuan otot.
Satu-satunya cara untuk memotong siklus itu adalah olahraga. Dengan olahraga akan muncul siklus baru. Olahraga akan membantu tubuh beradaptasi, menghilangkan nyeri, menguatkan otot, dan meningkatkan fungsi tubuh.
(*/S-7)