Disiplin Demi Skoliosis

Posturnya yang tinggi ramping dan cantik membuat penampilan Jessica Mila sempurna. Siapa sangka kalau ternyata bentuk tulang belakang Mila bengkok menyerupai huruf S. Kondisi tulang yang seperti itu dalam istilah medis disebut skoliosis. Skoliosis adalah kondisi kelainan tulang belakang yang melengkung atau bengkok membentuk huruf S atau C.

Mila menyadari hal itu saat duduk di bangku SMA. "Waktu itu ada temanku yang ngasih tahu kalau tulangku agak bengkok. Untuk memastikan itu aku ke dokter. Kata dokter benar, tulang belakangku bengkok cukup parah karena sudah menyerupai huruf S. Bengkoknya mulai dari tengkuk sampai ke pinggang. Jadi benar-benar kayak belok-belok gitu," kata Mila kepada Nyata, Senin (17/8) lalu.

Saat kali pertama mendengar diagnosa itu," jelas pemeran Nayla dalam sinetron Ganteng-Ganteng Serigala itu tidak percaya. "Aku nggak nyangka ternyata tulang aku bisa sebengkok itu. Karena kalau dilihat secara langsung, sepertinya nggak parah-parah banget. Tapi waktu di-rontgen ternyata bengkok banget tulangnya," ungkap perempuan kelahiran Langsa, Aceh, 3 Agustus 1992 itu.

Tidak Nyaman

Skoliosis terjadi akibat kebiasaan duduk yang tidak benar atau sering membawa barang berat di sebelah kanan atau kiri saja. "Aku dulu memang suka bawa tas di sebelah kanan. Mungkin juga saat di sekolah, aku duduknya suka miring atau bengkok, padahal kan waktu itu aku masih dalam masa pertumbuhan, "papar Mila.

Sebelum ketahuan skoliosis, Mila memang sering merasa tidak nyaman di bagian tulang belakangnya. "Sering sakit dan pegal-pegal di tulang belakangku. Kadang kaki dan tangan juga pegal. Aku juga sering  juga sakit kepala. Nggak tahunya itu karena tulangnya," ungkap Mila.

"Tapi Puji Tuhan, aku nggak pernah merasakan akibat yang parah banget. Teman yang derajat kebengkokan tulangnya di bawah aku, sampai sesak napas. katanya, sih, memang setiap orang berbeda-beda gejalanya, tergantung bengkoknya di bagian mana," tambahnya.

Bila merasakan sakit atau pegal, biasanya Mila melakukan streching untuk membantu mengurangi rasa pegal dan nyerinya. "Sejak aku rutin olahraga, sudah jarang kambuh," tandasnya. 

Tidak hanya memicu nyeri, skoliosis juga membuat penampilannya terganggu. " Aku merasakan badan aku proporsional gitu. Kalau pakai baju yang backless atau baju yang ngepas di badan, pasti kelihatan kalau ada tulang yang menonjol. 

Beberapa teman aku bilang, kayaknya baju kamu miring deh, Mil," ceritanya.

Untuk memperbaiki kelainan tulang belakang yang diderita, Mila menjalani terapi kiropraktik. "Terapi kiropraktik itu metodenya mungkin mirip pijat, tapi dilakukan oleh ahli yang sudah terlatih, Chiropractor," jelas Mila.

"Terapi kiropraktik nggak pakai obat-obatan. Nggak ada operasi. Jadi hanya terapi fisik saja. Aku pernah disarankan dokter pasang pen, tapi aku nggak ambil solusi itu," imbuhnya.

Mila menjalani terapi kiropraktik sejak 2013. Tapi on off on off. Pernah satu waktu nggak terapi sama sekali. Harusnya kan rutin banget, tapi karena kalau lagi sibuk benar-benar nggak bisa datang ke tempat terapi. Aku masih mood-moodan banget sih untuk terapi. Sebenarnya harus rajin. Tahun lalu aku mulai rutin terapi lagi," akunya.

Mila kini sudah merasakan dampak terapi kiropraktik. "Sakit yang aku rasakan jarang kambuh. Tapi kalau dulu saat badannya sering sakit, pasti mempengaruhi aktivitas keseharianku, termasuk syuting. Tapi kalau ada adegan yang mengharuskan aku posisi duduk terlalu lama atau posisi-posisi yang nggak nyaman, jadi gampang pegal aja," ungkapnya.

Selain terapi kiropraktik, Mila rutin olahraga yang dapat membantu memperbaiki kondisi tulang belakangnya. Olahraga yang dipilih antara lain berenang, yoga dan pilates.

Untuk membantu memperbaiki kemiringan tulang belakangnya, Mila disarankan untuk  mengenakan alat penyangga tulang yang disebut brace.

Brace merupakan alat penyangga tulang dari panggul hingga ketiak. Penggunaan brace disarankan untuk orang-orang dengan kadar kelengkungan tulang belakangnya mencapai hingga 25 sampai 35 derajat.

Tidak Praktis

Namun Mila tidak mengikuti saran tersebut dengan alasan tidak praktis. "Brace harus dipakai seharian penuh. Ada juga yang dipakai selama tidur aja, tapi pasti penyembuhan bisa lebih lama bila daripada yang dipakai sampai 22 jam. Repotnya kalau pas syuting dan harus pakai baju tertentu, pasti gak bisa gara-gara brace. Kalau tidak konsisten mending tidak pakai," ungkapnya.

Menderita skoliosis, tidak membuat Mila menjadi terpuruk. Ia bahkan bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi pada dirinya itu.

"Penting banget untuk kita aware dengan kondisi kesehatan tubuh kita. Biasanya orang kurang aware sama kesehatan tulang belakang, padahal itu juga penting banget. Karena tulang belakang adalah pusat syaraf. Sebenarnya merawat kesehatan tulang punggung itu sama kayak kita merawat gigi, yang enam bulan sekali harus cek," paparnya.

Mila ingin orang lain belajar dari sakit yang dideritanya. Karena itu dia ingin berbagi pengalaman sebagai penderita skoliosis di media sosial. Namun hingga saat ini, Mila belum bisa mewujudkannya.

Omi 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar