KANKER COLORECTAL. JANGAN MALAS BERGERAK

Di edisi lalu sudah dijelaskan tentang apa itu kanker Colorectal, yang 'membunuh' aktor Chadwick 'Black Panther; Boseman pada 28 Agustus 2020 lalu. Tetapi ternyata masih banyak yang bertanya tentang 'pembunuh ke tiga' itu. Maka inilah penjelasan lanjutan dr IWAN KRISTIAN SpB, KBD yang konsultan bedah usus dan lambung RSUD dr Soetomo Surabaya.

Di seluruh dunia, kanker Colorectal adalah pembunuh ke tiga setelah kanker payudara dan penyakit jantung koroner. Hanya saja jumlah penderitanya lebih banyak di Asia, antara lain Jepang, Korea, China, Taiwan, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand.

Dulu orang bilang, usia penderita kanker Colorectal hanya dua tahun. "Sekarang  tidak berlaku lagi pendapat itu, kecuali sudah sangat parah saat didiagnosa. Sebab teknologi dan teknik operasi kanker jenis ini maju pesat. Obat-obat kemo dan obat-obatnya yang lain juga begitu," jelas dr Iwan Kristian yang telah dimuat Nyata edisi lalu.

Colorectal adalah kependekan dari Colon (usus besar) dan Rectal (rectum dan anal = rectum dan anus). Kanker jenis ini, "Sangat bisa dihindari," kata spesialis bedah digestif (perut) yang pernah menjalani fellowship di Jepang dan Singapura itu.

Toilet Habit

Seperti yang dijelaskan dr Iwan dan jurnal-jurnal medis tentang kanker Colorectal, hal pertama yang harus diperhatikan semua orang adalah kebiasaan buang air besar atau toilet habit. Bila buang air besar (BAB) tiba-tiba, tanpa sebab, tak sesuai jadwal, waspadalah.

Misalnya, menjadi lebih sering atau sebaliknya, jadi jarang. Lebih detail lagi perhatikan, apakah makin seringnya ke toilet karena diare atau karena tidak bisa keluar sekaligus.

Dengan kata lain, tidak tuntas dalam sekali buang sehingga Anda tidak nyaman dan merasa perlu balik ke toilet. Itu hal yang perlu diwaspadai, bila Anda sudah cukup makan serat dan minum air.

Sebaliknya, bila tiba-tiba Anda tidak BAB setiap pagi atau setiap siang seperti selama ini. Atau poop Anda jadi enggan keluar. Padahal Anda sudah merasakan adanya dorongan kuat dari dalam usus.

Perubahan lain yang juga perlu diperhatikan adalah keluarnya BAB. Semakin mudah karena tiba-tiba jadi lembek tanpa alasan. Atau sebaliknya, tiba-tiba jadi sulit keluar sehingga Anda harus mengejan kuat untuk mengeluarkannya.

Warna dan Bentuk

Selain jadwal, yang juga harus diperhatikan saat BAB adalah warna poop Anda.

Jika warnanya kuning cerah, agak kehitaman atau bersemu merah karena pengaruh makanan yang Anda konsumsi beberapa jam sebelumnya, maka aman.

Tetapi  bila warnanya kehitaman dan itu konsisten, maka perlu waspada. Atau sebaliknya, jadi rada keputih-putihan.

Lebih harus diwaspadai jika dibarengi dengan tetesan darah segar. Kadang darah segar itu tidak menetes secara terpisah melainkan menempel pada BAB yang dikeluarkan. Sehingga membentuk titik-titik hitam kemerahan. Segera konsulkan ke dokter.    

Poop yang keluar dalam bentuk kecil memanjang seperti pensil dan itu setiap hari, maka Anda perlu segeralah ke dokter. Besar kemungkinan ada massa (tumor atau ambeien) yang menghalangi jalan keluarnya BAB.

Suara Gemuruh

Saat perut sedang kembung, kita akan mendengar suara gemuruh. Tetapi bila itu gejala normal, maka terapi sederhana akan bisa menyingkirkan suara tak merdu itu.

Contoh penanganan sederhana misalnya dengan menghangatkan perut dengan punggung bawah dengan minyak-minyak esensial, atau dengan mengonsumsi rebusan air jahe dan madu atau lemon.

Tetapi bila itu tak menolong dan obat over the counter (bisa dibeli bebas), atau bahkan obat dokter tidak menolong, maka Anda perlu segera ke dokter.  

Rasa Nyeri

Usus besar yang bermasalah sering menimbulkan rasa nyeri hebat. Tetapi banyak juga yang tidak bergejala. Sehingga susah untuk mengantisipasinya.

Jika nyerinya hebat, jangan ditunggu. Segeralah minta diantar ke dokter. Apalagi kalau disertai dengan gejala sulit kencing.

Bergeraklah

Ada satu sifat unik dari usus besar. Yakni mengikuti kebiasaan pemilik tubuh. Jika waktu duduk, berdiri dan bergerak kita seimbang maka gerak usus besar kita juga akan baik.

Tetapi bila kita malas bergerak, terlalu banyak duduk dan tidak berolahraga, maka usus kita juga akan malas bergerak.

Bila usus besar malas bergerak maka proses pembuangan sisa makanan di bagian itu jadi lebih lama mengendap. Semakin lama sisa makanan berdiam di usus besar, baik karena kita malas bergerak atau karena kita suka menunda waktu BAB, maka semakin besar pula ancaman kita terkena kanker ini.

Cukup Tidur

Selain karena kurang gerak, usus besar kita juga akan malas bergerak bila kita kurang tidur alias suka begadang. Jadi susah tidur tidak bisa dibiarkan. @nan.           

  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar