OBAT ANTINYERI YANG TEPAT
Nyeri bukanlah sekadar rasa tidak nyaman melainkan suatu proses yang lebih kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Terjadinya persepsi nyeri sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, ciri kepribadian, tingkat pendidikan, agama, suasana hati dan lain sebagainya. Hal ini terungkap saat Journalist Class yang dihelat Pfizer Press Circle ((PPC), Selasa (8/9) lalu dengan tema "mengungkap mitos dan fakta seputar penggunaan obat Anti Nyeri".
Hampir setiap orang pernah merasakan nyeri, mulai dari level yang ringan, sedang sampai berat. Ada begitu banyak mitos mengenai pengobatan nyeri yang berkembang di masyarakat, seperti mitos seputar apakah bayi atau bayi baru lahir merasakan nyeri, obat antinyeri bisa menyebabkan kecanduan, dan lainnya.
Mitos seputar nyeri yang berkembang selama ini perlu untuk diluruskan, agar masyarakat dapat mengerti fakta yang sebenarnya dalam pengobatan nyeri. Obat antinyeri (analgesia) yang banyak beredar di pasaran memang menjadi pilihan saat rasa nyeri akut muncul yang menjadi keluhan sehari-hari bagi banyak orang.
Dr. Dwi Pantja Wibowo, SpAn KIC-KMN, Spesialis Anestesi & Sekretaris I Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi intensif (PERDATIN), menjelaskan, "Setiap obat pasti memiliki efek lanjut dan efek samping. Untuk itu, perlu diperhatikan aturan penggunaan obat anti nyeri yang benar di antaranya tepat waktu, tepat dosis, dan memperhatikan kondisi penyakit yang ada."