SUAMI ISTRI DOWN SYNDROME. 39 TAHUN DALAM CINTA
Pasangan Gareth Tobias dan Deana dari Penrith, Cumbria, sebuah kota kecil di Inggris ini membuktikan bahwa siapapun berhak mencintai. Bahkan di tengah ketidaksempurnaan, mereka bisa menjaga jalinan cinta hingga puluhan tahun.
Sebab mereka bukanlah pasangan biasa. Keduanya penyandang Down Sydrome yang dua bulan lalu merayakan 28 tahun perkawinan mereka.
Gareth dan Deana dinobatkan sebagai pernikahan pasangan Down Syndrome terlama di dunia. Perjalanan panjang sudah mereka tempuh dan keduanya mengaku makin hari makin cinta.
"Sebelum saya bertemu Deana, saya punya tiga pacar. Saya pilih satu dan itu Deana," kata Gareth kepada Metro.
Diakui Gareth, dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Sedangkan Deana mengaku tertarik dengan rambut merah Gareth.
"Awalnya saya pikir dia ginger (orang berambut merah yang tinggal di Eropa utara, red). Saya suka ginger dan saya ginger juga," kata Deana dalam kesempatan sama.
Ketika ditanyakan apa rahasia awat perkawinannya, dengan bercanda Gareth menjawab. "saya tahan dengan Deana dan dia tahan dengan saya"
Meski berkebutuhan khusus namun Gareth bertanggung jawab atas perkawinannya. Dia bekerja tiga hari dalam seminggu di Morrisons, supermarket di Inggris. "Saya kan kepala rumah tangga. Saya harus mencukupi kebutuhan, lagipula saya suka bekerja," kata pria berusia 56 tahun itu.
"Kalau nggak bekerja, kami pergi ke klub bersama dan main domino. Saya suka minum bir pahit," imbuhnya.
Pandangan Pertama
Gareth baru berusia 17 tahun ketika kali pertama bertemu Deana di sebuah komunitas lokal Cumbria pada 1981. Dia pun seketika jatuh cinta dengan perempuan yang berusia dua tahun lebih tua darinya itu.
"Saya 19 dan dia 17. Saya suka dia dan dia suka saya, karena ia bilang saya cantik," kata Deana tersenyum.
Perkenalan pertama itu pun berlanjut menjadi pertemanan. "Kami bersama-sama terus kecuali kalau dia sedang bekerja. Kami banyak tertawa dan saling menjaga satu sama lain," imbuh perempuan yang kini berusia 58 tahun itu.
Hubungan itu pun berkembang menjadi jalinan cinta. Namun keluarga tidak ada yang tahu hingga akhirnya 10 tahun kemudian, Gareth mengaku kepada ibunya, Anne.
"Kami tidak tahu sampai mereka membicarakan pernikahan," kata Anne 80.
"Kami berlibur ke Blackpool dan bertunangan di sana. Itu adalah hari ulang tahun Deana," sahut Gareth. "Tapi saya tahu sejak awal dia ingin menikah," timpal Deana.
Mereka pun menikah pada 1992 di sebuah gereja di Penrith, Cumbria, 11 tahun setelah kali pertama jatuh cinta. Dihadiri 50 tamu yang menyaksikan keduanya mengucap janji. Seperti halnya perkawinan pada umumnya, mereka juga mengalami jatuh bangun. Namun mereka tetap bahagia.
Prioritas Utama
Meski Gareth sanggup bekerja, namun komunitas di Penrith tetap menjaga mereka. Dikatakan Lorraine Heywoth (60), pengurus Penrith Conservative Club, pasangan Gareth dan Deana menjadi pusat perhatian di sana.
"Kami membawakan makanan setiap hari selama lockdown ini. Mereka adalah pasangan yang sangat menginspirasi, menyenangkan dan penuh kasih. Kami semua sangat dekat dengan mereka," kata Lorraine.
"Kami juga memastikan bahwa mereka tahu kami ada untuk mereka," imbuhnya. Adik perempuan Gareth, Julie Titterington (50) mengunkapkan, seperti pasangan lain, mereka juga bertengkar. "Mereka selalu bertengkar, tapi selalu berbaikan. Kurasa itulah arti pernikahan yang panjang," kata Julie.
Ketika Gareth dan Deana menikah 28 tahun lalu, pada masa itu memang tidak umum. "Awal 90-an mungkin tidak biasa ya pasangan yang sama-sama mengidap Down Syndrome menikah. Beda dengan sekarang," kata juru bicara Down Syndrome Association.
"Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, pasangan yang mengidap Down Syndrome juga mandiri dan bermanfaat seperti halnya orang lain," imbuhnya. *bbs/ade