Cara Menggunakan Obat Hipertensi

Pertanyaan M di J,

Sudah dua tahun ini saya (48) menggunakan obat untuk mengatasi darah tinggi. Tekanan darah saya sekarang cukup baik, tetapi saya mengalami pembengkakan jantung meski masih ringan. Sekarang saya mempunyai dokter langganan. Saya berobat secara teratur sehingga dokter itu memahami keadaan kesehatan saya. Secara berkala dokter memeriksa keadaan fungsi ginjal saya begitu juga dengan kadar lemak dalam darah. Pemeriksaan rekaman jantung juga dilakukan. Keadaan mata saya baik, belum terpengaruh oleh hipertensi.

Dewasa ini saya menggunakan tiga macam obat; dua macam untuk hipertensi dan satu macam untuk mengendalikan kolesterol. Berat badan, saya turun 5 kilogram sehingga sekarang sudah mendekati ideal. Saya juga berolahraga teratur, hampir setiap pagi jalan kaki.

Saya ingin memahami lebih lanjut mengenai cara minum obat yang baik. Kalau ada obat hipertensi yang tak memerlukan penggunaan obat jangka lama, saya ingin berpindah. Apakah sudah ada obat hipertensi yang dapat menyembuhkan hipertensi? Apa pengaruh buruk terhadap kesehatan saya jika saya tidak minum obat secara teratur? Bagaimana cara meningkatkan kepatuhan minum obat? Terima kasih atas penjelasan dokter.

Jawaban DR Samsuridjal Djauzi,

Ada dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi esensial tak diketahui, adapun hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Penyebab hipertensi sekunder dapat berupa penyempitan pembuluh arteri yang menuju ginjal (stenosis arteri  renalis), gangguan hormon atau tumor (paekromositoma). Jika penyebab ini dihilangkan, tidak terjadi lagi hipertensi sehingga penderita tak perlu minum obat hipertensi. Namun, pada hipertensi esensial penyebabnya tidak diketahui sehingga penderita harus minum obat terus-menerus untuk mengendalikan hipertensi. 

Sampai sekarang, belum ada obat yang dapat menyembuhkan hipertensi esensial sehingga pasien boleh berhenti minum  obat. Sekitar 90 persen hipertensi tergolong hipertensi esensial atau hipertensi primer. Karena itu, penderita hipertensi jenis ini perlu minum obat seumur hidup. Selain bertujuan untuk mengendalikan hipertensi, terapi hipertensi juga untuk mencegah kerusakan organ tubuh kita akibat hipertensi.

Organ tubuh kita yang berpotensi mengalami kerusakan akibat hipertensi yang tak terkendali adalah pembuluh darah, jantung, ginjal, dan mata. Kerusakan pembuluh darah dapat terjadi di otak sehingga penderita hipertensi yang tak diobati dapat berisiko mengalami stroke.

Pengobatan hipertensi

Pengobatan hipertensi terdiri dari pengobatan non farmakologis dan farmakologis. Pengobatan farmakologis menggunakan obat hipertensi atau obat lain yang diperlukan. Sedangkan pengobatan nonfarmakologis meliputi diet, olahraga, berhenti merokok dan berhenti minum alkohol, mengendalikan konsumsi garam, serta juga pengendalian stres jika ada.   

Biasanya dokter akan memastikan terlebih dahulu apakah memang ada hipertensi atau tidak. Satu kali pengukuran tekanan darah yang tinggi (melebihi 140/90 mmHg) tidak langsung didiagnosis sebagai hipertensi. Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara  benar. Biasanya pengukuran dilakukan setelaah penderita beristirahat sedikitnya lima menit. Jika tekanan darah memang tinggi, pengukuran dilakukan secara berkala sampai dokter yakin bahwa memang telah terjadi hipertensi.

Pengobatan akan dimulai dengan pengobatan nonfarmakologis terlebih dahulu. Penderita harus mengamalkan gaya hidup sehat, mengurangi berat badan dan mengurangi stres. Jika terapi nonfarmakologis tak berhasil mengendalikan tekanan darah, dokter akan mempertimbangkan penggunaan terapi famakologis menggunakan obat antihipertensi. Dewasa ini tersedia banyak macam obat hipertensi. Selain bermanfaat mengendalikan hipertensi, pada umumnya obat ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

Dulu dalam terapi hipertensi, acap kali pasien diminta pantang garam sehingga kenikmatan makanan berkurang. Sekarang penderita boleh mengonsumsi garam, tetapi tak boleh berlebihan. Pemantauan hasil terapi hipertensi adalah dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium (fungsi ginjal, kolesterol, dan lain-lain) serta pemeriksaan rekaman jantung, pemeriksaan funduskopi untuk menilai keadaan retina mata. Jika hipertensi tak diobati dengan baik, dapat terjadi gangguan fungsi ginjal, jantung, gangguan pada pembuluh darah mata dan otak. Komplikasi yang ditakuti karena dapat menimbulkan kematian mendadak adalah stroke dan serangan jantung.     

Sekitar 10 persen penduduk Indonesia diperkirakan menderita hipertensi. Karena itu, dianjurkan setiap orang memeriksakan diri untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya hipertensi. Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien akan meningkatkan keberhasilan terapi hipertensi, dokter akan menjelaskan manfaat obat serta efek sampingnya serta cara menggunakan obat. Dengan memahami manfaat obat, diharapkan pasien termotivasi untuk minum obat secara teratur. Sebaliknya jika terjadi efek samping, cepat menghubungi dokter agar efek samping tersebut dapat diatasi, jika perlu, obat hipertensi diganti dengan jenis lain.

Penderita hipertensi dewasa ini dapat hidup normal dan produktif kemajuan dalam obat hipertensi juga memungkinkan penderita minum obat secara mudah, misalnya sehari sekali. Kerap kali penderita hipertensi menghentikan pengobatan. Ada juga penderita yang menghentikan obat karena tensinya sudah normal.  

Patut kita ingat hipertensi sering juga disebut sebagai pembunuh diam-diam karena hipertensi dapat saja timbul tanpa gejala dalam waktu lama. Hipertensi yang tak diobati lama dapat menimbulkan stroke atau serangan jantung yang mengakibatkan kematian.  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar