Endometriosis di Luar Rahim
Pertanyaan Ny. S - Jakarta,
Saya, 26 tahun, menikah 1,5 tahun lalu dan belum dikaruniai keturunan. Saya telah berobat pada seorang ahli kandungan dan diberi obat profertil, dan terakhir dilakukan laparoskopi. Hasilnya, di rahim saya ada endometriosis eksterna. Pengobatan selanjutnya diberikan suntikan tapros selama empat kali selama empat bulan, dan selama itu saya tidak mengalami haid.
Yang ingin saya tanyakan adalah sebagai berikut. Apa yang dimaksud dengan endometriosis eksterna? Masih adakah alternatif pengobatan lain untuk penyakit tersebut? Masih mngkinkah saya mendapat keturunan?
Jawaban dokter spesialis kebidanan dan kandungan Siti Dhyanti Wishnuwardhani,
Endometriosis merupakan salah satu penyakit pada wanita usia reproduktif, yang dapat menyebabkan terjadinya kesulitan untuk memperoleh keturunan. Kondisi yang terjadi pada penderita adalah bahwa jaringan selaput lendir rahim (endometrium) yang masih berfungsi, tumbuh atau berada di luar rongga rahim. Penyakit ini terdiri dari 2 jenis, yaitu endometriosis interna dan endometriosis eksterna.
Endometriosis interna adalah endometriosis yang terjadi pada dinding rahim. Jadi, di dalam dinding rahim, di antara otot-ototnya terdapat bercak-bercak endometrium yang mengikuti siklus haid. Pada kondisi ini rahim ukurannya menjadi lebih besar dari yang normal dan penderita biasanya mengalami nyeri haid yang hebat.
Endometriosis eksterna adalah endometriosis yang terjadi di luar rahim, dapat di permukaan luar rahim, di berbagai organ reproduksi seperti ovarium, tuba (saluran telur), dan permukaan dinding panggul lainnya. Bahkan mungkin pula hingga tumbuh di kandungan kemih, usus, dan lain-lain.
Gejala-gejala endometriosis yang sering ditemukan adalah nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid, nyeri saat sanggama, nyeri saat buang air besar (khususnya saat haid), haid yang lebih sering dan atau lebih banyak jumlah darahnya, serta infertilitas.
Pengobatan endometriosis dapat dilakukan secara hormonal dengan berbagai pilihan atau jenis hormon, maupun dengan pembedahan atau kombinasi keduanya. Terapi melalui pembedahan dilakukan dengan cara kauterisasi melalui laparotomi atau laparoskopi.
Perlu diingat bahwa keberhasilan terjadinya kehamilan setelah terjadinya endometriosis juga dipengaruhi oleh kondisi sperma, saluran telur, endometrium, dan ada tidaknya ovulasi.