MOSA RUMAH ORGANIK JOGJA

Yogyakarta sejumlah akademisi yang ahli di ilmu pertanian bergabung dengan para praktisi dan pelaku penghasil produk organik dalam sebuah komunitas bernama MOSA. Komunitas ini diketuai oleh Sapta Ciptanta. Kegiatan komunitas ini, melakukan budidaya sayuran dan pupuk organik, dan agen pengendali hayati (obat pengendali hama tanaman). "Kami juga membuka kelas pelatihan menanam tanaman dan pembuatan pupuk secara organik," jelas staf administrasi MOSA, Alex Candra Widodo. 

Kendati sudah didirikan dua tahun lalu, komunitas ini masih awam di telinga warga Jogja. Namun bagi kalangan pencinta produk organik, MOSA adalah brand yang sudah dikenal. Bahkan bagi komunitas cycling dan vegetarian warga negara asing yang tinggal di kawasan kampung turis Prawirotaman, produk organik MOSA sudah dikonsumsi setiap hari. Mereka konsumen dari sebuah restoran organik yang berada di kampung itu.

Tempat berkumpulnya para  anggota MOSA bernama Rumah organik (RO) yang berlokasi di Desa Rejodani Ngaglik, Sleman, rumah ini milik Rina, salah seorang pendiri MOSA yang memiliki website www.roemahorganik.info.

Di RO sebagian kegiatan komunitas berlangsung. Mulai dari pengepakan padi dan sayur organik, hingga pelatihan bertanam atau membuat pupuk organik skala  rumah tangga. "Maksudnya, pelatihannya ditujukan bagi perorangan atau kelompok,  misalnya 5 orang. Biasanya diajarkan cara bertanam sayuran di polybag atau paralon," jelas Alex.

Sayuran dan padi organik yang mereka pasarkan ke berbagai rumah makan dan swalayan dibeli dari para petani mitra binaan MOSA. "Sebagian ada yang pernah berlatih budidaya atau bertanam ke kami. Mereka selanjutnya jadi mitra binaan MOSA dan terus mendapatkan pendampingan kendati hasil olah taninya tak dijual ke MOSA, melainkan dikonsumsi sendiri," tambah Alex.   

Antara RO, mitra binaan, dan konsumen, menurut Alex, adalah satu kesatuan lingkaran yang saling membutuhkan. "MOSA ingin mengedukasi dan mengubah pola pikir masyarakat agar alam tetap terjaga keseimbangannya, selamat dari kerusakan lingkungan, dengan cara beralih ke produk organik, sementara petani dan pelaku usaha pertanian juga butuh harga produknya tak jatuh.

Dibukanya kelas pelatihan dan konsultasi, menurut Sapta yang sudah menulis buku Mendulang Emas Hitam dengan Budidaya Cacing Tanah, karena MOSA ingin mengajak masyarakat luas beralih ke produk organik. MOSA memiliki filosofi menghambat perusakan, memperbaiki tanah, air, dan udara.

Karena itu, siapa pun yang berniat berlatih bertanam organik, ia dan trainer dari RO akan dengan senang hati membantu. "Trainer-nya semua lulusan Fakultas Pertanian UGM. Saya juga dulu kuliah di Jurursan Ilmu Hama Penyakit," ucap pria yang sedang menyiapkan buku ketiga tentang bertanam organik.

Dalam beberapa bulan ke depan, lanjut Sapta, MOSA akan mngembangkan kegiatan Cycling on Village, bersepeda keliling desa. Bila peserta berminat, bisa melihat atau  berlatih menanam dan membuat pupuk organik. Atau berbelanja batik pewarna alami di Batik Sogan milik Ifa M. Dewi yang tak jauh dari RO. "Paketnya seharga Rp 150 ribu, sudah termasuk makan siang. Jika masih berminat belajar membatik, dikenai biaya lagi."

Rini Sulistyati   

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar