Prestasi Dalam Genetika Manusia
Penyelidikan misteri dari gen-gen manusia mencapai kemajuan penting. Human Genome Project yang sedang berlangsung di AS berhasil memetakan kromosom X. Proyek ilmiah senilai US$ 3 miliar (sekitar Rp 7 triliun) yang dilaksanakan di Sekolah Kedokteran Universitas Washington di St. Louis ini bertujuan memetakan secara lengkap cetak biru (blue print) dari manusia.
Peta yang diselesaikan dalam kurun sepuluh tahun ini merupakan hasil kerja 25 ahli biologi di bawah pimpinan dr. David Schlessinger. Kromosom merupakan salah satu dari sepasang faktor dalam inti sel yang menentukan jenis kelamin. Individu betina memiliki dua kromosom X, jantan mempunyai kromosom X dan Y. Kromosom adalah molekul besar dari DNA sepanjang 160 juta unit.
Kendati peta ini baru sebagian dari sasaran proyek, prestasi tersebut sangat menarik perhatian ahli genetika karena banyaknya kondisi yang disebabkan kelainan kromosom X, seperti hemofilia dan buta warna, yang terjadi pada pria. Alasannya, wanita bisa mengatasi kelainan pada satu kromosom X bila kromosom lainnya sehat.
Kecenderungan jumlah pasien stroke meningkat disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya umur harapan hidup orang Indonesia semakin panjang, faktor urbanisasi (pindah ke kota) yang berakibat pada perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup itu antara lain kegemaran masyarakat kota makan makanan fast food (cepat saji) dan kebiasaan merokok.
Dari hasil penelitian, gaya hidup masyarakat kota memiliki risiko empat kali lebih besar daripada mereka yang hidup di desa. Sedangkan menurut dr Andre Mayza SpS, dari bagian Neurology Communituydan Rehabilitasi RSUPN Cipto Mangunkusumo, kencenderungan penderita stroke saat ini adalah orang kaya atau kelas menengah ke atas.
Namun, ironisnya mereka sudah terserang stroke baru dibawa ke rumah sakit. "Semestinya, harus ada pengelolaan manajemen faktor risiko."
Diharapkan, ke depan nantinya unit-unit penanganan stroke sudah ada di puskesmas. Di Jakarta baru ada dua puskesmas yang memiliki fasilitas unit penanganan stroke, yakni puskesmas Tebet dan Pasar Minggu. Sedangkan pada tingkat dokter umum, mereka diberi pengertian bagaimana menangani penderita stroke dalam keadaan darurat untuk segera dikirim ke unit-unit pelayanan stroke sedini mungkin. Selain itu, masyarakat juga harus dididik bagaimana mengatur pola hidupnya agar sehat dan jauh dari faktor risiko stroke.
Faw/Nda/V-1