Nafsu Makan Anda Mencerminkan Seks Anda

BENARKAH NAFSU MAKAN BESAR MENCERMINKAN NAFSU SEKS YANG JUGA BESAR? BANYAK YANG MERAGUKAN KEMAMPUAN SEKSUAL ORANG-ORANG BERTUBUH GENDUT. YANG JELAS, ANDA PERLU MEMERIKSA, MIRIPKAH SELERA MAKAN ANDA DENGAN NAFSU SEKSUAL ANDA?

Selera atau nafsu makan sangat mirip dengan nafsu seks, begitu kata ahi psikiatri Domeena RenShaw. Menurut direktur klinik disfungsi seksual pada Universitas Loyola Illinois, AS, itu, wanita yang mengalami masalah emosional sampai menggaggu selera makannya, seperti bulimia atau anorexia nervosa. Seringkali mereka juga mengalami masalah seksual yang serius. Disebut anorexia nervosa karena si penderita membiarkan dirinya kurus kering. Bahkan salah-salah bisa meninggal karena kelaparan. Sedangkan bulimia, sebaliknya, yakni nafsu makan yang meningkat secara tidak normal. Kesimpulan ini diperoleh setelah Dr. Renshaw melakukan penyelidikan terhadap lebih dari 100 pasangan yang datang ke kliniknya untuk mendapatkan terapi seksual.

Penelitian itu juga menemukan lebih dari sepuluh persen responden wanita mengalami gangguan selera makan (tidak nafsu makan atau justru sebaliknya kelewat bernafsu makan) sekaligus mengalami kesulitan seksual. Dari risetnya, Renshaw juga menyimpulkan para penderita anorexia dan bulimia cenderung sulit mengalami orgasme, menderita selama berhubungan seks, mengalami penyempitan vagina, dan  kurang bergairah untuk melakukan  hubungan seks termasuk tidak mampu mewujudkan perkawinan. "Wanita seperti ini sama sekali kehilangan bayangan mengenai tubuh, dan mereka cenderung mengalami depresi," kata Renshaw. Salah satu hasilnya yaitu tadi, kehilangan nafsu seksual. Mereka sudah tidak bisa lagi membayangkan rangsangan seksual sebagai sebuah kesenangan. Mereka justru menganggap rangsangan seksual itu sebagai kehilangan kontrol diri. Para wanita ini juga khawatir kalau-kalau mengalami kesulitan selama hamil, karena berat badan mereka yang lebih.

Renshaw juga menemukan para penderita bulimia sebagian besar melakukan masturbasi, sementara mereka merasa bersalah untuk melakukan aktivitas seksual secara normal. Pola perilaku seksual mereka mirip sekali dengan pola makannya, yaitu sepertinya mau menyingkirkan rasa bersalah setelah melakukan pesta makan minum. "Para wanita ini akan merasa ketakutan bila mulai dekat dengan suatu bentuk ikatan seksual, dan para prianya akan belajar rahasia yang sulit tentang gangguan selera makan mereka," kata Renshaw. Sebab itu terapi seksual saja tidak akan menyembuhkan, karena gangguan selera makannya juga perlu diobati.

Memang, kegemukan dapat berhubungan dengan masalah seksual, tapi tidak menyebabkan masalah seksual, kata Renshaw. "Saya kira kita selama ini under estimate terhadap kemampuan seksual orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan," tutur pakar gangguan seksual itu.  

Widya  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar