Olahraga Cegah Pikun
Dengan selalu rajin berolahraga, maka seseorang akan terhindar dari risiko mengalami kepikunan pada masa tuanya. Hal ini karena pada saat olahraga tersebut aliran darahnya yang menuju ke otak berjalan lancar, sehingga kerja otaknya tidak mengalami masalah.
Lupa pada saat sedang mengingat sesuatu seringkali dialami seseorang, apalagi yang sudah berusia lanjut. Hal ini karena adanya penurunan kemampuan saraf dalam mengirimkan sinyal ke otak. Sehingga butuh sedikit usaha keras untuk bisa 'menyambungnya' lagi. Selain itu, berkurangnya pasokan oksigen ke otak juga menyebabkan daya kerja otak menurun.
Hal yang terakhir tadi bisa jadi menjadi faktor dominan penyebab orang sering lupa. Sebab bagaimanapun pasokan oksigen yang lancar sangat diperlukan untuk senantiasa menjaga aktivitas otak. Berkurannya pasokan oksigen bisa disebabkan karena adanya hambatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. Sehingga aliran darah yang membawa oksigen serta nutrisi lainnya tidak bisa lancar.
Dengan demikian kemampuan otak akan semakin melemah, hingga pada akhirnya bisa memicu munculnya penyakit pikun atau juga biasa disebut alzheimer. Pada kondisi ini seseorang sudah tidak mampu lagi menggunakan daya ingatnya. Sehingga perlu adanya terapi khusus guna kembali memulihkan, atau setidaknya sedikit membantu kerja otaknya.
Banyak cara yang dipercaya bisa mengatasi hal ini. Salah satunya adalah meminum obat yang bertujuan untuk melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah. Selama ini obat yang paling diakui bisa mencegah terjadinya kepikunan adalah ramuan dari daun gingko biloba. Karena zat yang terkandung dalam daun ini dipandang mampu melancarkan aliran darah yang khusus ke otak.
Dengan rutin mengkonsumsi ramuan daun ini seseorang diperkirakan akan terhindar dari risiko menderita kepikunan. Sebab aliran darah ke otaknya akan senantiasa lancar. Sehingga kemampuan otaknya tidak akan mengalami kemunduran.
Hal lain yang juga dipandang mampu mengatasi kepikunan adalah dengan berolahraga. Hal inilah yang termuat dalam jurnal Lancet Neurology, yang mana semua itu didasarkan pada penelitian terhadap sekelompok sukarelawan berusia lanjut. Dari hasil penelitian itu diketahui bahwa mereka yang aktif secara fisik ketika masih muda, lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit tersebut.
Namun, sebagian peneliti memandang bahwa hal itu belum bisa dipastikan sepenuhnya benar. Sebab perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut lagi guna mengetahui korelasi antara aktivitas fisik dengan berkurangnya risiko terkena alzheimer. Sebab dalam pandangan mereka aktivitas olahraga secara umum tidak akan mempengaruhi secara langsung aktivitas otak. Kecuali olahraga yang khusus memeras otak dalam melakukannya, seperti catur atau yang lainnya.
Meski demikian, mereka tidak menyangkal kalau aktivitas fisik dalam olahraga akan membantu melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh. Yang juga tentunya yang menuju ke otak. Karenanya mereka memperkirakan bahwa risiko terkena alzheimer tersebut bisa berkurang karena otak mereka selalu mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi dengan lancar. Sehingga aktivitasnya tidak terganggu yang tentunya membuat daya pikir seseorang selalu dalam kondisi baik. Kl@-6
