Waspadai Klorin
Klorin ada di mana-mana, dalam aneka barang kebutuhan sehari-hari. Endometriosis, keguguran, kemandulan, kanker, penurunan kekebalan tubuh dan kelambatan perkembangan anak, dicurigai merupakan dampaknya.
Klorin berasal dari senyawa NaCi (garam dapur) yang dipilah menjadi Na2 dan C12. Semula bagi industri, klorin menguntungkan karena senyawa ini stabil, dapat menjadi barang yang tahan lama. klorin dalam garam tidak berbahaya tetapi dalam bentuk gas buatan dan lepas ke alam bebas, menjadi radikal berbahaya. Di air, tanah dan udara, zat ini mudah sekali bereaksi, membentuk senyawa kimia baru bernama organoklorin. Kini ada sekitar 11.000 jenis organoklorin di dunia.
Organoklorin dapat mengganggu proses biologi dan keseimbangan alam, termasuk kesehatan manusia. Apalagi zat ini tidak dapat terurai hingga ratusan tahun. Lapisan ozon pun menipis karenanya. Di dalam tubuh, organoklorin menjadi racun yang menumpuk menimbulkan efek kumulatif. Organoklorin muncul dari pencemaran industi kertas, pestisida, pemutih, pembasmi kuman, pelarut dan sebagainya, juga terkandung dalam hasil industri tersebut. Misalnya, barang-barang yang menggunakan pemutih seperti kertas, semua barang dari kertas dan beberapa jenis tekstil, bahan pelarut yang banyak digunakan untuk pelarutan, pembersihan dan pelapisan, termasuk untuk dry cleaning; PVC (poliviniklorid) yang banyak terdapat dalam mebel dan barang-barang plastik; pembersih serta pembasmi kuman dan serangga. Zat ini mencemari air, tanah dan udara, termasuk pangan, serta ikan dan lemak yang kita santap.
Kasus-kasus kanker (payudara, testis, kandung kemih, usus, dan yang menyerang sistem kekebalan tubuh), kemandulan dan kelambatan perkembangan anak dan bayi dalam kandungan, adalah akibatnya. Ibu hamil dan menyusui bisa terpapar dan mempengaruhi bayinya melalui plasenta dalam kandungan dan ASI. Pencemarannya sudah merebak ke kawasan yang jauh dari industri, hingga hutan, gunung, lautan dalam dan kutub.
Banyak bangkai satwa liar mengandung akumulasi organoklorin. Penelitian panjang di lima danau besar Amerika Utara (Ontario, Huron, Michigan, Superior dan Erie) menunjukkan hubungan erat antara tingginya pencemaran organoklorin penurunan kesehatan 14 jenis hewan (burung, ikan, mamalia) dan manusia, beserta keturunannya. Penelitian terhadap populasi di AS dan Kanada menemukan 177 jenis organoklorin dalam jaringan lemak, air, susu, darah, dan sperma. ASI suku Inuit (Eskimo) yang biasa menyantap ikan, memiliki dioksin (sejenis organoklorin 35 kali ASI umumnya. Dalam 20 tahun terakhir sperma pria Eropa turun 2% per tahun. Kasus kanker testis dan gangguan reproduksi wanita negara industri pun meningkat.
Sebetulnya dunia internasional sudah mulai bertindak. Komisi Paris untuk Samudra Atlantik Timur laut dan Konvensi Barcelona (1992) untuk Laut Mediterania setuju meniadakan limbah berbahaya, terutama klorin. Komisi Internasional tentang Danau Besar (1994) merekomendasi Amerika Serikat dan Kanada untuk menurunkan penggunaan klorinnya. Sudah banyak negara melarang beberapa jenis pestisida berbahaya untuk pertanian. Telah ditemukan pula teknologi bebas klorin dan limbah cair untuk pabrik kertas.
Namun produksi organoklorin dunia saat ini mencapai 40 juta ton per tahun, belum termasuk senyawa yang terbentuk setelah dibuang. Klorin dan organoklorinnya malah berkembang pesat di Asia dan Amerika Latin. Dan masih teramat banyak barang berklorin yang akrab dengan keseharian, kebanyakan berupa barang cepat habis atau sekali buang seperti tisu, pembalut, popok, gelas dan piring kertas, amplop, kemasan, obat nyamuk, karbol, pemutih cucian, dan sebagainya. Belum lama ini tanah dan air dari lokasi pabrik pulp dan kertas Jawa Timur dan Sumatera yang diteliti Universitas Exeter, Inggris menunjukkan pencemaran klorin yang mengkhawatirkan.
Danis Purwono
