Puasa dan Kecing Manis

Bolehkah orang kencing manis berpuasa? Boleh, selama dietnya bisa diatur tetap sama. Selain itu jenis obat yang dipilih serta waktu pemberian serta takarannya bisa tepat mengendalikan kadar gula darah sehingga stabil normal.

Prinsip bagaimana orang berpenyakit gula tetap sehat berpuasa, adalah dengan cara sedemikian rupa dalam pengaturan diet, obat dan olahraganya. Dengan demikian perubahan jadwal waktu makan selama menunaikan ibadah puasa tidak sampai menimbulkan keluhan, gangguan atau komplikasi. 

Kita tahu pasien kencing manis lebih dari satu tipe. Ada yang bisa dikendalikan cukup dengan obat minum, ada juga yang harus diberi suntikan insulin. Jenis obat minum pun tidak sama mekanisme kerja, reaksi dan lama kerjanya serta alamat kepada siapa obat boleh diberikan. Indikasi pemakaiannya berbeda, sehingga tidak seragam untuk semua pasien kencing manis. Obat golongan sulfonilurea lebih cocok untuk pasien gula yang berat badannya ideal, tinggi dan pasien tidak sedang menghadapi stres fisik seperti infeksi atau operasi.

Obat golongan sulfonilurea pun ada yang cepat kerjanya ada yang lambat. Untuk mereka yang waktu makannya teratur dipilih jenis obat yang cepat bekerja dan massa kerjanya pendek (short acting). Sedang mereka yang makannya kurang teratur diplih jenis obat yang kecepatan dan masa kerjanya lebih lama (long acting). Namun obat golongan ini dapat menimbulkan efek penurunan gula darah (hipoglikemia) sehingga kurang cocok untuk pasien yang sedang berpuasa karena bisa mengganggu. Gejala penurunan gula darah membuat pasien lemah, gemetar, berkeringat dingin dan merasa lapar sampai shock. Keadaan begini sering terjadi pada pasien usia lanjut, dan pengidap gangguan ginjal. Selain itu obat golongan ini pun tidak boleh dipakai oleh mereka yang mengidap penyakit hati maupun yang sedang terganggu kelenjar gondoknya.

Biguanide merupakan golongan obat anti-kencing manis yang lainnya. Cara kerjanya bukan dengan merangsang produksi insulin oleh tubuh seperti obat golongan sulfonilurea, melainkan dengan cara menghambat penyerapan gula makanan  oleh usus, sehingga bahaya pernurunan kadar gula darah, tidak terjadi. Obat ini ideal karena tidak menambah berat badan. Insulin yang ditingkatkan produksinya oleh obat golongan yang pertama, yaitu golongan sulfonilurea di atas, berefek menambah berat badan (anabolic). Sehingga obat golongan biguanide lebih diindikasikan untuk pasien gula yang gemuk. 

Kedua golongan  obat ini, sayangnya, menimbulkan efek samping mual dan muntah, selain nyeri kepala, pusing, gangguan darah dan kulit. Bisa saja kegiatan berpuasa terganggu jika efek samping ini muncul. 

Pasien gula yang memilih obat golongan sulfonilurea dianjurkan tidak sembarang minum obat lain tanpa petunjuk dokter. Karena ada jenis obat yang menambah efek penurunan kadar gula jika diminum berbarengan dengan obat antigula golongan ini, antara lain obat golongan sulfonamid, propanolol, salisilat, fenilbutazon, chloramphenicol dan alkohol sendiri.

Pasien kencing manis bisa melakukan kegiatan berpuasa tanpa terganggu jika pilihan dan pengaturan serta takaran obat yang dipilihnya tepat. Untuk mencapai ketepatan itu diperlukan waktu. Setiap pasien mempunyai jenis obatnya sendiri, takarannya sendiri, dan dietnya sendiri agar kadar gulanya terkendali dengan stabil. Dokter akan membantu mencarikan jenis dan takaran obat serta diet yang tepat. Pedoman untuk mencapai kemantapan itu, pertama, dosis obat diberikan secara bertahap dimulai dengan takaran paling rendah, berangsur ditingkatkan sampai dosis yang bisa menstabilkan kadar gula darah tercapai. Kedua, diet dan kegiatan fisiknya diupayakan senantiasa tetap setiap harinya. Karena setiap perubahan asupan diet dan kegiatan fisik memerlukan perubahan takaran obat juga, agar kadar gula tidak meninggi atau justru menurun. Ketiga, jika gagal dengan obat minum, dipilih suntikan insulin.  

Ada pula pasien gula yang dari awal tak mempan dengan obat minum, sehingga harus mendapat suntikan insulin, baik karena bawaannya (Insulin Dependent Diabetic Mellitus, IDDM) maupun pasien kencing manis yang sudah berkomplikasi, atau pasien gula yang sangat kurus; yang gagal dengan obat minum; yang sedang hamil; atau mengidap penyakit hati dan ginjal.

Jenis insulin pun ada yang kerjanya cepat dan pendek, ada juga yang sedang dan yang lama. Untuk pasien kencing manis yang berpuasa, diatur agar memilih jenis insulin yang bermasa kerja sedang, antara 6-12 jam, misalnya NPH dan Monotard.

Pada pasien gula yang sudah mantap dengan obat antigula, diet dan kegiatan fisik hariannya, tidak akan bermasalah dalam menempuh hari-hari berpuasa. Asupan kalorinya yang sudah ditakar dibagi dua kali dalam sehari. Kita tahu setiap pasien membutuhkan asupan kalorinya masing-masing sesuai dengan berat badan ideal, umur, dan kegiatan fisik harian. Ada diet standar untuk setiap pasien berapa jumlah kebutuhan kalori harianya. Dengan mengukur semua yang dimakan dan diminum setiap hari, lalu dibagi menjadi dua kali porsi jadwal makan selama berpuasa, asupan kalori seseorang tidak sampai berubah.

Dengan memilih jenis obat bukan long  lasting dan tidak menimbulkan penurunan kadar gula, selain kegiatan fisik dengan porsi yang kurang lebih tetap sama, tanpa stres dadakan atau komplikasi; maka pengidap penyakit kencing manis dapat tetap sehat dan kadar gula darahnya tetap terkendali selama menjalani ibadah puasa. 

Dr. Handrawan Nadesul  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar