Kenali Tuberkulosis Paru Pada Anak

Waspada saat berat badan Si Kecil tak kunjng meningkat, nafsu makan kurang. Cenderung lemah, serta demam berkepanjangan bisa jadi anak tertular Tuberkulosis Paru. Yuk, cari tahu  penyebab penanganannya.

Jenis Kuman Sama

TB (Tuberkulosis) yang menyerang anak dan dewasa jenis kumannya sama, Mycobacterium Tuberculosis. Waspadai jika di lingkungan sekitar ada orang dewasa yang menderita TB Paru. "Di saat orang dewasa mengeluarkan dahak maka berpotensi menularkan ke orang lain, termasuk anak. Tapi anak tidak bisa menularkan karena kumannya jauh letaknya di dalam paru, anak tidak bisa batuk secara kuat dan mengeluarkan dahak, serta jumlah kuman sangat sedikit," tutur dr. Rita Khairani, M.Kes.,Sp.P., dari RS Royal Taruma.

Cara Penularan

Yang berbahaya kalau yang bersangkutan tidak tahu dirinya sakit sehingga saat membuang dahak sembarangan dan dapat terhirup oleh orang lain "Kalau orang yang menghirupnya sehat, tubuhnya akan menolak kuman tersebut. Sebaliknya, kalau daya tahan tubuhnya lemah bisa mengalami sakit. Anak mudah tertular karena sistem imun yang masih lemah begitu juga pada lanjut usia."

Atau dengan penularan secara langsung, misalnya  penderita TB Paru batuk, percikannya langsung terhirup anak kecil. "Itulah pentingnya saat bersin, mulut dan hidung harus ditutup," ujar dokter yang akrab dipanggil Rani sambil mengatakan faktor keturunan tidak memengaruhi TB Paru. "Karena itu merupakan infeksi, jadi ditularkan bukan diturunkan."

Namun, ada penyakit tertentu yang diturunkan bisa mempermudah terkena TB Paru. "Misalnya, bagi penderita kencing manis yang merupakan penyakit keturunan. Berarti orang ini  gampang  terkena kuman meski tidak langsung.    

Gejala Berbeda

Gejala TB pada anak dan dewasa berbeda. "Misalnya, lokasi kelainan. Kalau pada orang dewasa ada di jaringan paru dekat saluran napas. Sehingga saat batuk akan keluar dahaknya. Batuknya pun adalah batuk produktif yang berdahak, bukan batuk kering."

Sedangkan pada anak lokasinya ada di pinggir yang jauh dari saluran napas. "Sehingga anak tidak mengalami batuk bahkan gejalanya pun tidak kelihatan. Kumannya bersarang di jaringan paru yang jauh dari saluran napas."

Saat anak batuk, refleks batuknya tidak kuat seperti orang dewasa. "Kalaupun anak batuk tidak menarik kuman ke luar dan jaringan parunya yang tidak memproduksi dahak. Bahkan jika ada dahak anak tak bisa mengeluarkan, malah ditelan lagi. 

Gejala Klinis

Curigai anak dari gejala klinis secara umum anak mengalami tumbuh kembang dalam kehidupannya, mulai dari bertambah tinggi, bertambah berat badan, punya potensi mengembangkan diri. 

"Tapi perhatikan perkembangan pada anak TB, makannya cukup tapi penambahan berat badannya sedikit, selama tiga kali kunjungan ke dokter atau Posyandu beratnya tidak tambah, tidak mau makan, nafsu makannya kurang, tapi tidak panas atau sakit, cenderung lebih lemah, saat anak-anak lain berlari-lari, ia hanya duduk-duduk saja seperti tidak punya tenaga."

Perhatikan juga kelenjar di leher, ketiak, atau lipat paha anak. "Badannya terasa hangat, kalau biasanya anak hangat atau demam karena mau tumbuh gigi, tapi hangat kali ini bukan karena tumbuh gigi dan bisa berlangsung sampai 1 bulan."

TB Paru pada orang dewasa cenderung berkeringat pada malam hari karena kuman TB sedang berkembang biak. "Namun, pada anak kalau malam hari keringatan bukan berarti TB Paru. Anak tersebut sedang mengalami tumbuh kembang serta pertumbuhan pada ujung tulangnya yang membutuhkan nutrisi. Akibatnya, badannya panas dan keringatan."

Cara Penanganan

Bagi orang dewasa yang mengalami gejala batuk lebih dari 2 minggu akan diperiksa foto toraks (rontgen), lalu diperiksa kuman Basil Tahan Asam (BTA) dari dahaknya. "Artinya, dahaknya diperiksa dengan mikroskop apakah ada kuman dan berapa banyaknya. Jika BTA  positif artinya dalam satu cc dahak ada 5 ribu kuman. Potensi menularkan TB Paru sangat besar."

Sedangkan  bagi anak yang sulit disuruh membuang dahak akan dilakukan bilasan lambung. "Sayangnya pemeriksaan ini sulit karena anak harus puasa, dipasang selang NGT (nasogastric). Selang ini dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Lalu, lambungnya dicuci, dibilas, dan disedot. Tentu saja tidak akan terasa nyaman dan harus dilakukan sebanyak tiga kali. Harus dilakukan tenaga kerja profesional di RS besar."

Pada pasiennya Rani melakukan pemeriksaan klinis seperti melihat tanda-tanda tumbuh kembang pada anak, gejala yang mencurigakan TB Paru dan mencari riwayat kontak. "Ditambah dengan pemeriksaan rontgen, darah, uji mantoux atau uji kulit tuberculin."

Uji yang terakhir tujuannya untuk menentukan apakah pasien pernah tersentuh infeksi kuman TB Paru. "Caranya dengan disuntik di bawah kulit lengan bawah, hasilnya akan diketahui 2-3 hari kemudian. Bekas suntikan akan bengkak dan merah, lalu dilakukan pengukuran. Kalau ukuran bengkaknya lebih dari 10 mm, berarti positif kuman pernah datang ke tubuhnya. tapi orang tersebut tidak sampai sakit karena daya tahan tubuhnya bagus."

Sedangkan jika menggunakan sistem skoring maksimal mencapai 13. Pada sistem skoring yang dinilai riwayat kontak, uji tuberculin, kenaikan berat badan, demam, batuk, pembesaran kelenjar, foto toraks. "Anak didiagnosis TB Paru jika hasilnya lebih dari 6," yang pernah menangani pasien TB terkecil berusia 5 tahun dan sudah berhasil sembuh. 

Pengobatan Sama

Prinsip pengobatan sama dengan orang dewasa, yakni selama 6 bulan. "Dua bulan pertama masih intensif dikasih obat minimal sebanyak 3 macam. Kemudian dilakukan evaluasi apakah sudah ada perbaikan atau belum."

Kalau berat badannya naik, nafsu makan bertambah, dari bulan ke 3-6 hanya minum obat 2 macam saja. "Hanya saja TB Paru bisa muncul lagi atau berulang-ulang karena ini,  kan, infeksi."

Pada orang dewasa jika berulang lagi penyakitnya, maka pengobatannya ditambah suntik sebanyak 60 kali atau selama dua bulan. "Sedangkan pada anak jarang berulang karena sifatnya primer atau jarang kambuh, kecuali pada anak yang mengalami gizi buruk atau HIV," tuturnya seraya mengingatkan penyakit ini harus diobati karena kalau tidak bisa menyebabkan kematian. 

Tips

Selain melakukan imunisasi BCG, orangtua harus berhati-hati saat mempercayakan pengasuhan anaknya. "Memang lebih baik menyerahkan pengasuhan anak kepada keluarga, misalnya neneknya karena sudah tahu riwayat kesehatannya. "

Kalau pun tidak ada keluarga terdekat terpaksa harus mengambil orang lain, minimal di-screening dulu dengan melakukan cara yang lebih gampang, yaitu dengan rontgen. "Lewat rontgen meski kumannya sedikit sudah bisa kelihatan. Berbeda dengan pemeriksaan darah atau dahak akan memakan waktu lebih lama."

Usahakan untuk memandikan anak sendiri, jadi bisa memerhatikan apakah ada yang aneh atau benjolan di tubuhnya. "Ibu yang memandikan anak sendiri akan lebih waspada, sehingga langsung tahu saat ada perubahan pada tubuh anak."Usahakan memberikan asupan anak dengan protein tinggi, seperti tahu, tempe, telur, dan daging.

Jenis TB Lain

TB bisa menjangkiti hampir semua organ tubuh. Mulai dari TB tulang, TB selaput otak (dilihat cairannya di mikroskop). TB milier biasanya pada anak dengan gizi buruk dan HIV, TB kelainan ginjal, dan Tb kulit di kelenjar getah bening leher (dilakukan pemeriksaan dengan cara biopsi).

Noverita K Waldan 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar