Diabetes juga Megancam Anak-anak

DIABETES melitus tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami diabetes. Data Sub Direktorat Diabetes dan penyakit metabolik Departemen Kesehatan menyebutkan, saat ini sekitar 300 anak menyandag diabetes tipe I.

Jika menurut spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Dante Saksono Harbuwono SpPD diabetes yang diderita anak-anak adalah diabetes tipe I yang terjadi karena faktor genetik/keturunan. Diabetes itu berhubungan dengan kerusakan sela beta pankreas dalam tubuhnya sehingga anak kekurangan hormon insulin. "Kekurangan insulin menyebabkan 'pintu' gula pada sel tubuh tidak bisa dibuka. Akibatnya gula tidak bisa masuk ke sel dan menumpuk di dalam darah," ujar Dante, di Jakarta, Senin (17/11).

Dante mengatakan, diabetes pada anak dapat dikenali dengan tumbuhkembang anak yang tidak normal. Anak makan banyak, tetapi badannya tetap kecil. Selain itu, anak biasanya kurang cerdas dan gampang mengantuk. 

Selain gejala khusus tersebut, anak juga mengalami gejala awal yang umum dialami penderita diabetes tipe II, seperti banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), dan banyak buang air kecil (poliuri).

"Kurangnya insulin membuat tubuh membakar lemak yang ada dalam tubuh sebagai sumber energi. Proses itu akan membuat darah menjadi asam sehingga anak mual-mual," kata Dante. 

Penyakit diabetes pada anak bisa diturunkan dari ayah atau ibu. Apabila orangtua menderita diabetes, kemungkinan anak juga akan menderita diabetes. Selain diabetes tipe I, anak juga bisa menderita diabetes mitokondria yang diturunkan dari gen  mitokondria ibu. Diabetes itu mempunyai gejala-gejala yang hampir sama dengan diabetes tipe II.

Dante menambahkan, meski sampai saat ini belum ada anak yang menderita diabetes tipe II, tetapi anak yang obesitas dengan riwayat orangtua penderita diabetes bisa terkena diabetes tipe II saat dewasa.  

"Anak yang obesitas dengan orangtua penderita diabetes dapat menderita diabetes tipe II menjelang usia 40-an," terang Dante.

Untuk mengatasi diabetes pada anak, orangtua harus melakukan deteksi dini. Apabila anaknya mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Selain itu, pola makan anak juga harus diatur dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak kalori. Orangtua juga harus mengontrol berat badan anak dengan melihat grafik berat badan sesuai dengan usia. 

 "Anak sebaiknya melakukan aktivitas fisik yang cukup. Olahraga apa pun boleh, bermain juga merupakan aktivitas fisik," tambah Dante.

Saat ini secara umum pengobatan diabetes pada anak masih terkendala oleh sejumlah faktor, antara lain keterbatasan sarana dan tenaga ahli diabetes. Puskesmas di daerah-daerah terpencil tidak mempunyai alat ukur gula darah. Bahkan puskesmas-puskesmas di kota besar, seperti Jakarta juga tidak semuanya dilengkapi dengan alat ukur gula darah.

"Satu-satunya cara mendeteksi diabetes, yaitu dengan mengukur kadar gula darah. Namun, saat ini alatnya masih kurang jadi susah melakukan deteksi dini," tambahnya.

Selain itu, di Indonesia saat ini hanya ada 40 tenaga ahli di bidang endokrin. Padahal Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan 1 dari 7 orang menderita diabetes.

Kendala lainnya adalah harga obat yang mahal dan distribusinya yang tidak merata. Jumlah dan jenis obat di daerah terpencil umumnya terbatas. Bahkan ada rumah sakit di kota/kabupaten yang tidak mempunyai persediaan insulin sama sekali. (*/S-7) 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar