Obesitas Bikin Haid Tidak Teratur?

Pertanyaan Trakita, Palembang: Saya gadis (21), berat badan 68 kg dan tinggi badan 161 cm. Saat ini saya punya masalah dengan alat reproduksi, tepatnya haid yang tidak teratur dengan jangka waktu yang lamanya terkadang 3-7 bulan, bahkan pernah setahun tidak datang (waktu SMA). Ketika haid datang perut terasa sakit dan selesainya lama bisa 1-2 minggu.

Masalah ini terjadi sejak kali pertama saya mendapat haid. Semula, saya tidak begitu hirau, karena sering juga saya dengar teman-teman yang datang bulannya telat juga. Tapi sekarang saya khawatir, Dok. Soalnya badan saya dari hari ke hari bertambah gemuk, terutama bagian perut yang terlihat sangat tebal. Saya juga merasakan sakit perut pada tanggal-tanggal haid biasa datang. Saya sudah mencoba berbagai obat, baik obat diet maupun obat pelancar haid. Yang ingin saya tanyakan:

1. Apakah haid yang tidak teratur berbahaya dan dapat menyebabkan kemandulan? 2. Ke dokter  bagian apa saya harus berkonsultasi dan berobat? 3. Adakah obat yang bisa memperlancar haid? 4. Apakah ketidakteraturan haid saya berhubungan dengan berat badan? Dan bagaimana cara berdiet yang sehat?

Tolong saya, ya, Dok, karena masalah ini sungguh mengganggu pikiran saya. Terima kasih.

Jawaban Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG: Siklus haid seperti yang Anda alami merupakan kondisi yang dikenal sebagai oligomenore (haid yang jarang, dimana panjang siklus haid, yaitu antara haid pertama haid yang satu dengan hari pertama haid berikutnya, lebih dari 35 hari) hingga amenore sekunder (tidak datang haid selama lebih dari 3 siklus atau lebih dari 6 bulan pada mereka yang sudah pernah mengalami haid). Mereka yang mengalami kondisi seperti ini sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri pada dokter spesialis obstetri dan ginekologi, khususnya yang mempunyai keahlian/konsultan untuk masalah imunoendokrinologi reproduksi, agar dapat dievaluasi secara tepat kemungkinan penyebab kondisi tersebut.

Umumnya, penyebab oligomenore hingga amenore sekunder adalah gangguan pada sistem hormon reproduksi. Sistem hormon reproduksi ini mengatur pengeluaran sel telur (ovulasi) dan terjadinya haid. Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem hormon reproduksi, beberapa di antaranya adalah kelainan genetik, operasi pada alat reproduksi yang mengganggu aliran pembuluh darah ke indung telur (ovarium), infeksi pada indung telur, pemberian radiasi atau kemoterapi, serta gangguan pada kelenjar hipofisis-hipotalamus. 

Bisa juga karena anoreksia nervosa (gangguan pola makan yang mempunyai dasar gangguan psikiatri, di mana penderita selalu berusaha memuntahkan makanan yang telah dimakannya, sehingga tubuhnya menjadi sangat kurus dan kekurangan zat gizi), latihan fisik/olahraga tubuh yang sangat keras dalam jangka waktu lama (umumnya terjadi pada para altlet), stres berat, kekurangan gizi, penderita penyakit kronik seperti gangguan ginjal, kencing manis (diabetes melitus), kelainan paru, kelainan hati dan infeksi kronik, gangguan kelenjar tiroid, kelebihan hormon androgen (hiperandrogenisme), serta kegemukan (obesitas).

Dari data yang Anda berikan, tampaknya ada 2 hal yang mungkin  menyebabkan gangguan siklus haid Anda, yakni kegemukan (obesitas) dan hiperandrogenisme. Wanita yang mengalami kegemukan mempunyai banyak kelebihan jaringan lemak yang menyebabkan terjadinya suatu proses yang disebut aromatisasi dari hormon androgen menjadi hormon estrogen. Aromatisasi berlebihan dari hormon androgen ini kemudian menyebabkan gangguan pengeluaran sel telur (ovulasi), yang berakibat pada gangguan siklus haid. Umumnya, mereka yang sudah mengalami kelainan ini dalam jangka waktu panjang, dapat mengalami pertumbuhan rambut yang lebih pada bagian atas bibir (semacam kumis), kaki, dan perut bagian bawah yang dikenal dengan hirsutisme.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bukan haid yang tidak teratur yang dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas), tetapi kondisi yang menyebabkan gangguan pengeluaran sel telur (ovulasi)-lah menyebabkan seorang wanita sulit hamil. Dan wanita dengan gangguan pengeluaran sel telur ini umumnya menderita gangguan siklus haid.

Karena itu, upaya pengobatannya adalah dengan mencari penyebabnya lebih dulu melalui pemeriksaan yang  cermat, baik secara fisik maupun dengan pemeriksaan penunjang, seperti USG alat reproduksi. Pemeriksaan laboratorium terhadap darah dan air seni juga penting untuk menemukan kemungkinan penyakit-penyakit seperti kelainan hati, ginjal, dan kencing manis, di samping pemeriksaan hormon dan darah untuk melihat adanya gangguan hormonal.

Dari kesimpulan hasil pemeriksaan ini, baru dapat ditentukan pengobatan yang paling sesuai, karena kondisi gangguan haid seperti yang Anda alami ini tidak bisa diatasi dengan hanya obat-obat pelancar haid biasa. Sekali lagi, kelancaran siklus haid bukanlah target utama pengobatan yang penting adalah menemukan kondisi yang melatarbelakangi gangguan siklus haid tersebut dan mengobatinya sebaik mungkin, sehingga pasien terhindar dari gangguan pengeluaran sel telur yang berlanjut, yang kelak dapat mengganggu sistem reproduksi.

Pada kondisi Anda, selain berkonsultasi dengan dokter spesialis, upaya penurunan berat badan yang baik juga perlu dilakukan dan sebaiknya dengan melakukan diet seimbang, serta olah tubuh secara teratur. Upaya ini akan lebih baik bila dilakukan dengan berkonsultasi pada seorang ahli gizi dan instruktur olah tubuh. Salam.          

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar