Simpati Datang, Bantuan Disampaikan

EKO Haryanto (15), siswa SD yang gagal bunuh diri di Tegal, menarik simpati masyarakat. Beberapa e-mail yang menyampaikan simpati dan kesediaan untuk menbantu, masuk ke Dana Kemanusiaan Kompas (DKK).

Teuku Mustafa di Rasgas Housing Community di Al-Khor, Doha, Qatar, wilayah Timur Tengah, misalnya dalam surat elektroniknya itu menyatakan, "Saya dari lubuk hati yang paling dalam berdoa supaya Eko Haryanto cepat sembuh, dan saya bersedia menjadi orangtua asuhnya sampe dia selesai SMA & seterusnya insya Allah tolonglah alamat Eko, dan katakan padanya niat saya ini..saya tulis ini sambil meneteskan air mata."

Pengirman e-mail lainnya, Natasya Deviyani yang tidak menyebutkan alamatnya, menyatakan, "Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya merasa sangat tersentuh setelah membaca artikel Siswa SD yang Gantung Diri Itu Ternyata Pendiam (Kompas, Rabu 4 Mei 2005) dan tergerak untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan. Apakah sekiranya pihak Kompas dapat memberikan informasi bagaimana memberikan bantuan kepada anak-anak yang bernasib mirip  dengan Eko di dalam artikel tersebut?"

DKK yang dikelola oleh Harian Kompas telah menyampaikan sumbangan Rp 3 juta ke keluarga Eko Haryanto. Bantuan itu berasal dari dermawan pembaca Kompas yang memberikan sumbangan ke DKK. 

Orangtua Eko, Sohirin, mengatakan, bantuan dermawan Kompas itu akan digunakan untuk membeli obat dan membantu biaya perawatan. Ia berharap, Eko dapat segera sembuh seperti sedia kala dan tidak menimbulkan beban yang lebih berat bagi keluarganya.

Sejak 1999 Kompas membuka DKK guna menampung sumbangan dermawan pembaca Kompas yang bersimpati terhadap masyarakat miskin. Sejak saat itulah sumbangan pembaca terus masuk ke DKK, dan sumbangan itu juga terus disalurkan untuk meringankan beban masyarakat miskin.

Di antara masyarakat miskin yang mendapat bantuan DKK adalah korban bencana alam, mereka yang dirawat di rumah sakit, atau mereka yang menunggak uang sekolah, atau mereka yang tengah menderita, seperti halnya Eko Haryanto.

AKAN halnya Eko yang ditemukan menggantung di ruang tamu rumahnya pada hari Senin (25/4), hingga hari Selasa (10/5) tubuh kecilnya masih terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Mitra Siaga (dulu Rumah Sakit Islam Texin-Red) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Menurut dr Sumartono S.An, kondisi siswa kelas VI SD Kepunduhan 1, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, itu membaik dibanding ketika pertama kali masuk RS. (BSP/WIE)      

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar