Dari Soal Gizi, Uap Air, hingga Tabir Surya

MASALAH gizi sangat berperan dalam kesehatan tubuh. Demikian juga kulit yang sehat, sangat membutuhkan gizi yang cukup dan seimbang. Tetapi, acapkali masalah gizi ini menjadi terabaikan karena pola hidup yang modern. Makanan yang banyak mengandung lemak maupun minuman beralkohol justru yang paling digemari. Padahal, makanan jenis ini sama sekali tidak masuk dalam kelayakan gizi, karena justru menghambat pertumbuhan sel-sel baru. 

"Gizi yang baik dan cukup itu penting untuk menjaga fungsi sel, jaringan, dan organ di seluruh tubuh. Dan kulit adalah organ untuk menjaga sel, jaringan, maupun organ agar dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, proses regenerasi atau pertumbuhan sel yang baru mutlak memerlukan asupan gizi yang lengkap dan cukup," kata dr Aryani Sudharmono SpKK, pakar dari Jakarta Skin Center. 

Kulit, menurut ahli kesehatan kulit itu, adalah organ tubuh yang paling cepat dan paling dulu bersentuhan dengan pengaruh eksternal atau pengaruh luar yang berbahaya bagi tubuh. "Itu sebabnya kulit lebih cepat dan paling dulu mengalami kerusakan akibat pajanan dari luar dibanding organ-organ dalam. Kerusakan pada kulit pun dapat mencerminkan adanya kerusakan pada organ-organ dalam. Pada keadaan yang normal dan gizi yang lengkap serta cukup, kulit secara teratur tumbuh untuk menggantikan sel kulit lama yang rusak dan mati. Apabila gizi kurang baik, maka proses regenerasi sel  kulit pun terganggu."

Dokter Hendrik Kunta Adjie SpKK menambahkan, selain makanan bergizi empat sehat lima sempurna, kita perlu menghindari makanan berlemak tinggi seperti pada umumnya junk food." Perlu pula konsumsi vitamin untuk kulit seperti vitamin A, C, dan E untuk antioksidan. Adanya radikal bebas atau racun yang menyebabkan sel-sel rusak atau yang disebut dengan oksidasi ini harus dilawan dengan antioksidan karena sifat antioksidan mengikat sel-sel  radikal bebas. Antioksidan terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Bila kekurangan antioksidan, kita bisa mengonsumsi suplemen atau vitamin yang bersifat antioksidan."

Selain itu, asupan cairan juga sangat penting bagi kesehatan kulit. Dokter Aryani menjelaskan bahwa dengan kecukupan cairan di dalam tubuh akan membuat kulit dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan penampakannya juga akan baik. "Kekurangan cairan dapat menyebabkan kulit kering, kasar, kusam, bersisik, dan merah, mudah gatal, dan mudah perih."

Dokter Hendrik menambahkan, tubuh memerlukan cairan sesuai dengan kebutuhan. "Selama ini patokannya dua liter. Tetapi, kita harus melihat juga kebutuhan sehari-hari, beberapa yang dikeluarkan berapa yang harus masuk, harus seimbang, agar tidak kekurangan cairan."

Minyak bayi atau baby oil, kata dr Hendrik, diyakini memiliki khasiat untuk mencegah penguapan cairan dari kulit.

Khasiat uap air

Tradisi menggunakan uap untuk mengencangkan kulit seperti yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sunda sebetulnya baik juga dilakukan. "Menggunakan uap air untuk wajah sebetulnya untuk meningkatkan aliran darah supaya lancar, membuka pori-pori, sehingga  pemberian nutrisi bisa merata. Tetapi, ini sifatnya hanya sementara saja. Memang yang terbaik kulit diberi  moisturizer atau cairan pelembap, kecuali kulit berminyak cukup dengan air hangat bisa mengurangi minyak di wajah."

Namun, dr Aryani mengingatkan agar penggunaan uap untuk kulit disesuaikan dengan kondisi kulitnya. "Memang bisa ya dan tidak penggunaan uap untuk kulit wajah supaya awet muda. Tetapi, kalau terlalu panas seperti kebiasaan steam, justru malah bisa menyebabkan kerusakan sel kulit.

Untuk itu, individu yang bekerja di lapangan sehingga harus terkena matahari setiap kalinya, harus mengenakan tabir surya. Dokter Hendrik menyatakan saat ini banyak produk tabir surya (sun block) yang bisa digunakan untuk melindungi kulit.

"Tabir surya ini biasanya diberi keterangan SFT (sun protector filter) atau kemampuan menahan sinar matahari. Semakin tinggi SPF-nya maka semakin bagus untuk menahan sinar matahari. Misalnya SPF 15 maka sun block itu hanya bisa menahan sinar matahari selama tiga jam. Untuk itu, setiap tiga jam sekali orang tersebut harus menggunakan lagi tabir surya. Kalau SPF 30 maka kemampuan menahan sinar matahari adalah enam jam. Semakin tinggi SPF, maka semakin besar menahan sinar matahari," kata dr Hendrik.

Hanya saja, jangan selalu mentang-mentang sudah mengandalkan tabir surya, lantas seenaknya berjemur di bawah terik matahari. "Semua ada keterbatasannya. Yang lebih baik adalah menghindari sengatan matahari. Karena, tidak kulit semua orang cocok dengan tabir surya. Ada juga yang tidak tahan menggunakan sun block, karena justru bisa menimbulkan alergi pada kulitnya," ujar pakar penyakit kulit itu. (Nda/V-1)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar