Ketika Wajah Tampak Lebih Tua...Faktor Kesehatan Kulit Menjadi Kuncinya

Maria terkejut juga setelah tahu bahwa Yuniar, teman sekantor yang selama ini ia panggil mbak (kakak) ternyata usianya jauh lebih muda darinya. "Mestinya, dia yang pantas manggil aku mbak," Maria membatin. "Mungkin itu gara-gara dia kurang merawat kulitnya sehingga penampilannya tampak lebih tua."

Memiliki kulit sehat dan awet muda merupakan dambaan semua orang. Karena kulit yang sehat sangat terkait dengan penampilan. Kulit adalah bagian paling luas dan paling depan pada tubuh manusia. Oleh sebab itu, kulit seakan menjadi pintu gerbang bagi semua benda asing yang masuk dari luar tubuh, termasuk penyakit, atau sebaliknya.

Orang yang tidak merawat kulit dengan baik akan membuatnya tampak pucat, kusam, kotor, berjerawat, dan bermacam hal yang menambah buruk penampilan. Kesan pertama yang muncul, wajahnya kelihatan tidak bersinar, tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya.

Menurut dr Aryani Sudharmono SpKK (K), kulit yang sehat adalah kulit yang fungsinya, penampakannya, dan penampilannya normal. "Fungsi kulit sebagai pelindung, mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuh, mengatur suhu, sebagai alat peraba, serta menjadi media pertukaran zat O2 dan CO2. Kulit terdiri atas lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis."

Menurut dr Aryani, penampilan kulit yang normal bercirikan halus, lembut, pigmentasi rata, pori kecil, kencang, kenyal dan tidak berpenyakit seperti ada jerawat, flek, dan lain-lain.

Sedangkan kulit yang tidak sehat, lanjut dr Aryani, adalah kulit yang fungsi dan penampilannya tidak normal, kasar, kusam, berminyak, banyak bintil-bintil yang terkadang merupakan tumor jinak. "Kulit yang tidak sehat karena adanya gangguan atas kerusakan lapisan tengah kulit yang disebut lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat kolagen, elastin, dan substansi dasar glikos aminoglikan. Pada penyakit tertentu atau pada keadaan menua, kolagennya menipis, elastin tidak elastis lagi, dan glikos aminoglikannya sedikit. Hal-hal itulah yang menimbulkan gambaran kulit kendur, keriput, dan tidak kencang."

Bisa juga kulit rusak disebabkan menipisnya jaringan lunak di bawah kulit, misalnya bantalan lemak menipis atau pada orang tua volume otot mengecil.

Dr. Hendrik Kunta Adjie SpKK dari RS Siloam Gleneagles Lippo Karawaci menambahkan, kulit yang sehat juga harus berair atau lembab. "Karena kalau kekurangan air maka kulit menjadi kering dan cepat terjadi penuaan."

Faktor-faktor yang bisa menyebabkan kulit rusak, kata dr Hendrik, antara lain kelembapan udara yang terlalu tinggi, terik matahari, jamur kulit, dermatitis eksima. Infeksi bakterial, dan kondisi kesehatan lingkungan.    

Hal ini yang tampak pada kondisi kulit masyarakat Indonesia, yang umumnya sangat terkait dengan iklim yang ada. Seperti kata dr Aryani, secara umum kulit masyarakat Indonesia menunjukkan berbagai macam tanda-tanda kelainan akibat pajanan sinar matahari. "Dapat dimengerti karena letak Indonesia secara geografis berada di daerah garis khatulistiwa." 

Sinar ultraviolet sering dianggap sebagai pemicu terbesar terjadinya kerusakan kulit. "Kulit seseorang bisa lebih tua dibandingkan usianya atau yang disebut dengan premature aging (penuaan dini) yang disebabkan faktor intrinsik (dari dalam) dan ekstrinsik (dari luar). Faktor intrinsik antara lain genetik kulit kering, atau berminyak. Faktor ekstrinsiknya seperti matahari, suhu (baik dingin maupun panas), kelembapan, angin, ketinggian seperti di pegunungan bisa mempengaruhi kesehatan kulit," kata dr Hendrik.

Berbagai penyakit juga menjadi penyebab terjadinya gangguan pada kulit. Khususnya penyakit degeneratif kronis seperti diabetes melitus dan sakit jantung. Selain itu, gangguan pembuluh darah juga merusak kulit akibat terjadinya gangguan pemberian nutrisi pada kulit.

Diakui kedua ahli kulit itu bahwa sinar matahari memiliki efek yang cukup besar terhadap kesehatan kulit. "Kerusakan akibat sinar matahari membuat kulit menjadi kasar, kusam, timbul bercak pigmentasi, pori-pori membesar juga kerap muncul bintil-bintil atau kutil. Gangguan juga bisa disebabkan adanya eksema dan terjadinya infeksi kulit seperti bisul, kurap, kudis, dan penyakit lainnya seperti jerawat," kata dr Aryani.

Para petani yang pada siang hari bekerja di sawah atau ladang, paling banyak terpajan sinar matahari langsung. Oleh sebab itu, kulit mereka umumnya cepat rusak dan mengalami penuaan dini dibandingkan usianya. 

Dokter Hendrik menjelaskan bahwa antara kulit orang Eropa yang merupakan ras kulit putih memiliki ketahanan yang berbeda dibanding dengan kulit ras Asia Tenggara. "Pada umumnya, ras kulit Asia Tenggara, seperti orang Indonesia lebih tahan terhadap matahari dibandingkan ras kulit putih. Karena, pigmen kulit orang Eropa kurang dibandingkan kulit orang Asia Tenggara. Apalagi kulit orang hitam (Negro), mereka lebih kuat lagi terhadap sinar matahari."

Tetapi  ia tidak sependapat apabila orang yang melakukan mandi matahari atau berjemur di siang bolong seperti yang biasa dilakukan turis asing di pantai, adalah agar kulit menjadi cokelat dan bisa tahan terhadap sinar matahari.

"Tindakan demikian ini sesungguhnya sangat berisiko karena akan mempercepat penuaan dini dan kanker kulit. Gelombang sinar matahari yang masuk ke bumi di siang hari lebih keras dan sangat memengaruhi inti sel DNA dan mengubah sel-sel ini menjadi terbakar dan mati atau bahkan menjadi ganas sehingga terjadilah gangguan pada kulit."

Pada masyarakat Australia, kawasan tropis yang penduduknya kaukasia (bule), banyak dijumpai kasus kanker kulit.

Tambahan dr Hendrik, bila ingin berjemur sebaiknya siapkan pelindung krim tabir surya. Untuk orang bule butuh krim dengan kandungan PABA (para amino benzoid acid) yang bersifat mencokelatkan, sedangkan untuk ras Asia dengan kandungan SPF agar tidak menjadi cokelat.

Orang yang terus-menerus atau terlalu banyak berjemur di bawah pajanan terik sinar matahari bisa mempercepat penuaan kulit. "Maka, masyarakat yang hidup di khatulistiwa seperti kita mestinya sering menggunakan krim tabir surya untuk mencegah penuaan dini."

Menurutnya, sebaiknya hindari terkena sinar matahari pada pukul 09.00 hingga pukul 15.00. Karena, sinar matahari pada jam-jam tersebut  cukup tinggi. Kalau tidak pakai tabir surya, pakailah topi atau payung agar kulit terlindungi dari sengatan matahari."

Sebaliknya, kulit masyarakat Asia Tenggara umumnya tidak tahan terhadap udara dingin seperti iklim di Eropa. Pada umumnya, kulit ras Asia Tenggara akan mengalami penuaan dini atau kering apabila berada di iklim dingin. Karena itu, sering muncul bercak-bercak merah pada orang Asia Tenggara apabila baru datang ke negara lain yang sedang musim dingin.

Atau bahkan tidak jarang kulit mengalami pengelupasan, menjadi kasar, dan terjadi peradangan. Maka, kata dr Hendrik, pemberian krim untuk mencegah kulit kering di musim dingin juga sangat diperlukan. (Nda/V-1)    

  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar