Sakit Kulit tidak Mematikan, tapi Memalukan
PENYAKIT kulit ternyata cukup mendominasi penduduk Indonesia. Dengan beribu sebab, mulai dari penyebab lingkungan, cuaca, bakteri, hingga kesalahan penggunaan alat kosmetik. Walau demikian, tampaknya hal ini tidak menjadi masalah, karena memang jenis penyakit kulit mana pun boleh tergolong tidak mematikan, kecuali, mungkin, memalukan!
Di Indonesia, kosmetik merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan dan penyakit pada kulit kaum wanita. Pada dasarnya, sebagian besar wanita merasa kurang percaya diri apabila tidak menggunakan kosmetik.
Banyak pengaruh yang membuat mereka demikian. Dari kebiasaan menonton iklan yang bintangnya artis terkenal, dan juga dari omongan teman-teman, membuat seseorang terpikat mencoba menggunakan kosmetik tertentu. "Coba-coba, akhirnya malah timbul kerusakan akibat ketidakcocokan antara kulit dan zat kimia di dalam kosmetik tersebut. Ketika kulit mulai mengalami iritasi, gatal, dan merah, barulah mereka sadar bahwa kosmetik yang mereka pakai tidak cocok," ujar dr Aryani Sudharmono SpKK (K) dari Jakarta Skin Center.
Pemakaian alat kosmetik, menurutnya, harus sesuai dengan jenis kulit, kebiasaan seseorang dan juga iklim geografis. Di samping itu, harus dipakai dengan cara yang benar. "Kosmetik yang tidak sesuai dapat mengakibatkan gangguan fungsi kulit sehingga menimbulkan kelainan atau penyakit pada kulit."
Beberapa penyakit kulit yang bersumber pada kosmetik, mulai dari kelainan ringan, semisal kulit kasar, kusam, bersisik, dan beruntusan. Munculnya gatal-gatal, kemerahan, dan kadang-kadang perih. Timbul jerawat dan bisa juga warna kulit tidak rata, bercak-bercak pigmentasi mulai dari yang ringan sampai berat.
Cara menghindari kosmetik yang tidak cocok adalah dengan melakukan tes di bagian kulit lain seperti permukaan tangan, apakah ada reaksi tertentu.
Jerawat
Sementara dr Hendrik KA SpKK menjelaskan, munculnya jerawat adalah akibat aktivitas kelenjar lemak yang hebat, ditambah dengan gangguan pelepasan kulit yang kurang bagus. "Ada juga jerawat akibat adanya bakteri. Biasanya jerawat itu rasanya sakit dan di sekitarnya berwarna kemerah-merahan. Bakteri masuk mungkin karena tangan kita yang kotor.
Untuk mengurangi jerawat dan minyak yang berlebihan di wajah, kita harus rajin membersihkan muka sedikitnya dua kali sehari. Boleh menggunakan sabun. Menurut dr Hendrik, air saja tidak cukup untuk membersihkan kotoran, debu, dan lemak di wajah. "Sabun sekarang ini banyak jenisnya dan disesuaikan dengan kondisi kulit."
Untuk mereka yang kulitnya kering, sebaiknya gunakan sabun yang banyak mengandung moisturizer supaya kulit tidak semakin kering. Demikian juga dengan sabun antiseptik yang mengandung sulfur sangat bagus digunakan untuk kulit yang terkena jamur. Namun, bagi mereka terutama anak-anak yang memiliki eksim bawaan seperti kering pada lipatan lengan, timbulnya putih-putih pada pipi, sebaliknya jangan gunakan sabun sulfur karena bisa membuat makin gatal. Gunakan sabun yang ringan dan netral. Kini banyak produk sabun yang tidak mengganggu tingkat keasaman kulit.
Penyakit kulit lainnya yang paling banyak dijumpai di Indonesia adalah dermatitis eksim. Mulai dari eksim alergi, bawaan, akibat stres, hingga eksim yang disebabkan kontak dengan bahan iritan. Infeksi jamur seperti panu, kadas, kurap, dan jamur, juga masih menduduki peringkat tinggi penyakit kulit di Indonesia.
"Indonesia negara yang berkelembapan tinggi karena iklimnya yang tropis. Penyakit kulit akibat jamur cukup banyak dijumpai," kata dr Hendrik. Ironisnya, jamur ini suka sekali muncul di tempat yang lembap, terutama di daerah rawan tubuh seseorang. Kondisi ini diperparah lagi dengan kondisi kulit yang tidak menguntungkan. Banyak penduduk Indonesia memiliki jenis kulit yang pada suhu tinggi akan memunculkan reaksi gatal-gatal.
Pemicu lainnya adalah gaya hidup tren mode. Misalnya penggunaan busana ketat, celana ketat, dan baju dalam yang ketat pula supaya terlihat langsing. Ditambah lagi pakaian itu tidak menyerap keringat dengan baik.
Timbulnya penyakit infeksi jamur bisa juga disebabkan oleh binatang seperti kucing, anjing, maupun tikus yang terinfeksi jamur. Infeksi jamur bisa dilihat dari rasa gatal dan munculnya bintik, kemudian melebar ke mana-mana seiring dengan semakin kuat penderita menggaruknya.
Sayangnya, orang sering menganggap gatal-gatal itu biasa. "Sering kali, mereka datang ke dokter keadaannya sudah parah karena pengobatan yang salah," kata dr Hendrik. (Nda/V-1)