Antiracun Hingga Mengatasi Impotensi
Dalam kehidupan manusia ular sudah menempati strata yang penting. Dalam agama Semit (Yahudi, Kristen, dan Islam) ular dimunculkan sebagai manifestasi iblis yang menggoda Hawa sehingga akhirnya manusia terusir ke dunia.
Namun bisa ular tak selamanya berbahaya. Mekanisme kerja ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pengobatan. Di antaranya untuk penghilang rasa sakit, pengencer darah, pereda ketegangan otot, antikanker, antimikroba, antikejang bahkan diteliti untuk anti-HIV seperti pernah diteliti P. Gopalakrishnakone, guru besar dari Fakultas Kedokteran National University of Singapore dalan The 2nd National Symposium The Recent Advances in Critical Care Management of Trauma Cases.
Sejumlah obat telah dihasilkan dari racun alami. Senyawa arvin dari racun ular berbisa Malaysia digunakan untuk mengatasi gangguan penggumpalan darah.
Pada 1998, Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat telah mengkaji dan menyetujui peredaran empat obat berbahan dasar racun, baik bisa ular, kalajengking maupun kerang kerucut, yaitu aggrostatin untuk mengobati angina, captopril untuk tekanan darah tinggi, conotoxin untuk anestesi saraf tulang belakang, serta chlorotoxin untuk pengobatan tumor otak.
Menurut Gopalakrishnakone yang menjadi koordinator dan peneliti utama pemanfaatan bisa dan racun (Venom and Toxin Research Programme/VTRG), penelitian yang dimulai pada 1985 itu melibatkan pelbagai disiplin ilmu di NUS, pemerintah Singapura maupun lembaga dari Cina, Vietnam, Jepang, Thailand, Perancis, Inggris, Israel, dan AS.
Fokus penelitian adalah mempelajari mekanisme sekresi bisa serta struktur kelenjar penghasil bisa pada hewan seperti ular, kalajengking, ikan karang, ubur-ubur, dan laba-laba, kemudian mengisolasi, memurnikan serta meneliti sifat racunnya.
"Racun yang bersifat racun saraf, racun otot, racun jantung dan pembuluh darah serta aktivitas anti penggumpalan darah diteliti untuk mendapatkan molekul yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat," ujar Gopalakrishnakone.
Sejauh ini VTRG telah meneliti 23 jenis racun baru a.l hannalgesin dari (king cobra) yang mempunyai sifat menghilangkan rasa sakit telah dibuat sintetiknya dan dipatenkan. Demikian pula acidic PLA2 dari kobra lokal yang bersifat antipenggumpalan darah.
Zat lain, yaitu myotoxic PLA2 dari pseudechis australis (ular coklat dari Australia) yang bermanfaat bagi otot dan ginjal. Juga racun dari buthus martensi (kalajengking merah Cina), yaitu makatoxin, chibutoxin, dan bukaoxin; racun heterometrus sps (kalajengking hitam) yaitu hefutoxin; racun coremiocnemius validus laba-laba tarantula Singapura); racun conus marmoreus (kerang kerucut); serta racun miropechis ikaheka (sejenis ular dari Papua).
Selain dimanfaatkan bisanya, mereka juga gemar menyantap darah, empedu, otak, dan daging ular.
Mereka menyantap ular hanya demi sebuah keyakinan yang belum jelas manfaatnya. Di berbagai kota dunia, kini ular tampil sebagai santapan bergengsi.
Padahal kalau diteliti, daging ular tak jauh beda dengan daging binatang lain. Dia memiliki komposisi protein, lemak, dan karbohidrat. Jadi, menyantap daging ular sama saja dengan memakan ikan.
Menurut para penikmat hidangan ular yang sempat ditemui Bisnis, ada beberapa manfaat yang bisa dipetik dari empedu dan darah ular tersebut. Mulai dari menjaga kesegaran tubuh, meningkatkan gairah seksual, hingga konon mampu menanggulangi penyakit lupa.
Bagi masyarakat Cina dan Hongkong tidak ada yang sanggup menahan dinginnya udara Hongkong selain semangkuk sup ular.
Kebiasaan pemakaian obat kuat untuk meningkatkan daya seksual yang sebenarnya belum terbukti secara medis. Obat kuat (afrodisiak) adalah suatu zat atau obat yang dipercaya dapat membangkitkan gairah seksual yang diperoleh tanpa resep dari dokter.
Jenis obat kuat tersebut antara lain pasak bumi, ginseng, cula badak, kerang mentah, tangkur buaya, lalat spanyol, susu kuda liar, daging, dan darah kobra.
Bahan yang terkandung dalam afrodisiak itu mengandung senyawa yang meningkatkan sensasi seksual saja, tidak menambah potensi seksual. Sebenarnya dari sudut kesehatan, tidak ada istilah obat kuat melainkan cara atau obat untuk mengatasi berbagai gangguan fungsi seksual, baik yang dialami pria maupun wanita.
Gangguan fungsi seksual itu penyebabnya bermacam-macam. Maka pengobatannya pun bervariasi tergantung jenis gangguan fungsi seksualnya. Artinya, semua yang indah-indah tentang seks setelah menggunakan narkoba atau obat kuat itu tidak nyata. Semata promosi dan tipu daya para bandar dan penjual obat kuat.
Malahan, mengonsumsi darah kobra justru bisa menimbulkan penyempitan pembuluh darah dan asam urat, karena darah kobra mengandung kolesterol dan kalpin. Tapi, semuanya terserah Anda sebagai konsumen. Bukankah Anda raja? (09)
