Belum Diketahui Penyebabnya

APA sih Guillain Barre Syndrome (GBS) itu? Sindrom ini merupakan salah satu penyakit demyelinating saraf. Juga merupakan salah satu polineuropati yang hingga sekarang belum dapat dipastikan penyebabnya. 

Nmun, karena kebanyakan kasus yang terjadi sesudah proses infeksi, diduga GBS terjadi karena sistem kekebalan tidak berfungsi. Gejalanya adalah kelemahan otot (parese hingga plegia), biasanya perlahan, mulai dari bawah ke atas.

Jadi, gejala awalnya biasanya tidak bisa berjalan atau gangguan berjalan. Sebaliknya, penyembuhan diawali dari bagian atas turun ke bawah sehingga bila ada gejala sisa, biasanya gangguan berjalan.

Meskipun orang yang terjangkit penyakit ini bisa mengalami kelumpuhan total, prognosisnya bagus. Enam bulan setelah terserang, 85% dari kasus yang dilaporkan sembuh. Secara keseluruhan hanya 5% yang meninggal akibat GBS.

Oleh karenanya, di samping perawatan pada tahap akut, tata laksana fisioterapi akan sangat menentukan prognosis, apakah akan ada gejala sisa atau sembuh total. "Perawatan lanjut sangatlah menentukan apakah penyakit ini telah sembuh total atau belum," tandas dr Lila Irawati.

Menurut dia, gangguan motorik pada GBS diawali dengan kelemahan otot bagian bawah. Mula-mula yang dirasakan adalah kelemahan (parese) bila berlanjut  menjadi lumpuh (plegia). Diawali dari  gangguan berjalan, seperti misalnya kaki "terseret", hingga tidak bisa berdiri. Perlahan-lahan kelemahan "naik" otot lebih tinggi seperti lutut dan paha sehingga penderita tidak bisa berdiri.

Bila berlanjut, kelemahan otot di sepanjang tulang pinggang, punggung, dada, hingga ke tangan, dan lengan. Bila otot-otot pernapasan terganggu, akan terjadi kelemahan dalam bernapas. "Penderita merasa napasnya berat," ujar dr Lila.

Kadang gejala GBS juga disertai gangguan saraf otonomik sehingga akan terjadi gangguan saraf simpatik dan parasimpatik. Pada stadium ini, yang tampak adalah gejala naik-turunnya tekanan darah secara tiba-tiba atau pasien berkeringat di tempat yang dingin.

Bila terjadi gangguan cranial nerves akibatnya adalah tidak bisa menelan, berbicara, atau bernapas, juga kelemahan pada otot-otot muka. Uniknya, kelemahan otot biasanya simetris, artinya anggota badan yang kiri mengalami kelemahan yang sama dengan anggota badan kanan.

Selain gangguan motorik, biasanya juga disertai gangguan sensorik. Gangguannya bisa berupa rasa kesemutan, "terbakar", tebal, atau nyeri. Pola penyebaran gangguan sensorik biasanya tidak sama dengan gangguan motorik. Gangguan sensorik bisa berpindah dari waktu ke waktu.

Namun, lanjut dr Lila, apabila para pasien yang menderita penyakit GBS bila tidak ditangani secara cepat akan berpengaruh pada organ vital, seperti paru-paru. Padahal, organ ini penting dalam sistem pernapasan dan metabolisme tubuh manusia. Begitu juga dengan organ lain seperti ginjal dan jantung bisa terkena dampaknya. (hasis p)    

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar