Bagi Diabetesi, Terapi Depresi Hemat Biaya Obat
Perawatan depresi pada penderita diabetes (diabetesi) berusia lanjut merupakan suatu penghematan biaya. "Pengkajian kami memperlihatkan bahwa diabetesi yang menderita depresi dapat dirawat secara efektif dari biaya yang dikeluarkan untuk merawat depresi akan terganti dengan penghematan yang diperoleh dari biaya medis," tutur Dr. Wayne Katon, ilmuwan dari University of Washington School of Medicine di Seattle, yang memimpin penelitian.
"Kami yakin," tambahnya. "Penghematan bisa dilakukan karena depresi yang terkendali atau tersembuhkan memungkinkan pasien mengelola sendiri dengan lebih baik hal-hal yang berkaitan dengan perawatan diabetesnya, seperti minum obat, diet, dan berolahraga dengan lebih baik."
Katon dan rekan sampai pada kesimpulan itu mengkaji data diabetesi berusia lanjut yang dilibatkan dalam berbagai uji coba untuk menyembuhkan depresi mereka. Dari situ mereka melihat, bila dalam suatu periode yang berjangka waktu dua tahun jumlah hari tanpa depresi yang dimiliki pasien meningkat, biaya pengobatan yang mereka perlukan untuk perawatan diabetes yang diderita hanya meningkat sedikit. Pengeluaran sebaiknya harus dialami oleh diabetesi yang tidak mengikuti program penyembuhan depresi.
Selama periode waktu dua tahun itu, hari tanpa depresi yang dimiliki diabetesi yang mengikuti program perawatan depresi berjumlah 115 lebih. Setelah dikalkulasi dengan mempertimbangkan berbagai biaya pengobatan, tim peneliti menyimpulkan bahwa manfaat perawatan depresi itu dapat menghemat sebesar 1.100 dolar AS dibanding pasien yang tidak menjalani program perawatan depresi.
Lebih jauh lagi, tutur Katon dalam laporannya di Diabetes Care, February 2006. "Depresi juga memiliki efek psikologis yang buruk terhadap sistem neurohormon yang berpengaruh pada pengendalian glukosa. Jadi, selain menghemat biaya, mengendalikan depresi juga berarti mengurangi risiko komplikasi akibat diabetes." @jjw