Dua Jurus Menangkal Kanker Serviks


KANKER leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker yang kerap menimbulkan kematian di Indonesia. Laporan WHO yang diterbitkan Desember lalu memperkirakan setiap tahun ada 20.928 kaum perempaun di Indonesia yang terkena kanker tersebut dan ada 9.498 perempuan yang meninggal karenanya.

Sejatinya, kefatalan akibat kanker serviks itu bisa dicegah. Caranya pun tidak rumit yakni dengan vaksinasi dan tes deteksi dini lesi prakanker serviks.  

"Kanker serviks disebabkan HPV (human papilloma virus) tipe onkogenik (pemicu kanker). Infeksi virus itu bisa ditangkal dengan vaksinasi HPV," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Bethsaida Hospitals, Gading Serpong, Tangerang, Andriana Kumala, pada diskusi di rumah sakit tersebut, bulan lalu.

Ia menjelaskan HPV menular terutama lewat hubungan seksual, baik secara genital-genital, anak-genital, oral-genital, maupun manual-genital. Setiap orang berisiko tertular HPV. Terlebih, saat ini pergaulan bebas makin jamak ditemui di masyarakat.

"Studi memperkirakan 80% manusia akan terinfeksi HPV dalam hidupnya," imbuh Andriana.

Dalam kondisi demikian, peran vaksinasi sebagai penangkal infeksi HPV mejadi penting. Andriana menjelaskan vaksinasi HPV idealnya dilakukan pada anak-anak sebelum mereka berhubungan seksual. The Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan vaksinasi HPV dilakukan pada anak-anak usia 11-12 tahun. Adapun jadwal imunisasi 2014 yang diterbitkan Ikatan Dokter Anak Indonesia mencantumkan vaksinasi HPV diberikan pada anak usia 12 tahun.

Anak-anak yang direkomendasikan menjalani vaksinasi HPV bukan hanya anak perempuan, melainkan juga laki-laki. Sebab, anak laki-laki juga berisiko terkena kanker yang disebabkan HPV meski bukan kanker serviks.

"HPV juga bisa menyebabkan kanker penis, kanker anus, dan kanker orofaring (bagian tenggorokan). Adanya hubungan seksual antarlelaki, juga hubungan oral-genital dan anal-genital, membuat anak laki-laki juga berisiko terkena kanker yang disebabkan HPV, papar Andriana.     

Ia menambahkan, meski vaksinasi dianjurkan untuk anak-anak perempuan dewasa yang sudah pernah berhubungan seksual juga bisa menjalaninya tanpa harus didahului pemeriksaan pap smear. Jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan mereka bebas dari infeksi HPV vaksinasi boleh dilakukan.

Deteksi dini

Selain vaksinasi, langkah lain mencegah kanker serviks ialah menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi dini keberadaan lesi prakanker serviks. "Kanker serviks terjadi secara bertahap. Awalnya, akan timbul lesi prakanker yang ditunjukkan dengan perubahan di permukaan serviks. Jika kita bisa mendeteksinya dan segera menanganinya, kanker serviks bisa kita cegah," jelas Andriana.

Untuk mendeteksi lesi prakanker itu, ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan, yakni pap smear, inspeksi visual asetat (IVA), dan tes HPV-DNA. "Pemeriksaan itu disebut pencegahan sekunder, kalau vaksinasi merupakan pencegahan primer. Keduanya saling melengkapi.

Andrian menerangkan pap  smear dilakukan dengan mengambil sampel lapisan lendir di leher rahim untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan itu untuk mendeteksi sel-sel yang telah mengalami perubahan menuju kanker.

Adapun IVA dilakukan dengan mengoleskan asam asetat ke permukaan serviks lalu diamati efeknya. Jika ada bagian yang berubah menjadi keputih-putihan, dicurigai ada lesi prakanker. Hal ini harus ditindaklanjuti.

"Kalau tes HPV-DNA, mirip pap smear. Sampel lapisan lendir diambil untuk diperiksa di laboratorium. Bedanya, pemeriksaannya untuk mencari DNA-HPV."

Pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks itu dianjurkan rutin dilakukan perempuan yang sudah pernah menjalani hubungan seksual, tiga tahun sekali. Dengan begitu diharapkan perubahan-perubahan awal pada serviks bisa diketahui dan ditangani. Kanker serviks pun bisa dicegah. (*/H-3)     

VAKSINASI HPV: Untuk mencegah kanker serviks, anak perempuan dianjurkan divaksin HPV. Idealnya, vaksinasi dilakukan pada anak yang belum pernah berhubungan seksual. 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar