Tipus & Infeksi Saluran Kencing
Pertanyaan Ny. Erni Wahyudi, Yogyakarta: Saya ibu rumah tangga dan mempunyai dua orang anak, laki-laki (5) dan perempuan (3). Beberapa bulan lalu suhu tubuh anak pertama selalu panas kalau malam hari, disertai mual atau muntah kalau sarapan pagi. Kami periksakan ke dokter langganan dan terlampir hasil laboratoriumnya. Dokter mengambil kesimpulan anak saya terkena gejala tipus dan infeksi saluran kencing. Dokter menganjurkan untuk opname jika obat yang diberikan tidak memberikan hasil. Untunglah obat tersebut berhasil, anak saya sembuh.
Namun Dok, sekarang jika sarapan pagi baru lima suap dia mengeluh perutnya sakit dan kalau saya amati anak saya tersebut sering memegang-megang alat kelaminnya.
Apakah diagnosis dokter itu terulang kembali sekarang? Apakah gejala tipus dan infeksi saluran kencing itu bisa sembuh total? Apa penyebab dua jenis penyakit itu dan bagaimana mencegahnya? Jawaban dokter saya nantikan ya. Terima kasih.
Jawaban dokter Waldi Nurhamzah, Sp.A: Menelaah surat ibu, berbeda dengan diagnosis gejala tipusnya, sebetulnya saya tidak begitu yakin tentang infeksi saluran kencingnya, sebab hasil pemeriksaan urinenya tidak menampilkan kelainan yang saya harapkan. Sel lekositnya hanya 2-5 buah. Pada infeksi saluran kencing dengan pemeriksaan urine rutin biasanya jumlah lekositnya (sel darah putih) banyak, lebih dari 10 bahkan mungkin dituliskan penuh. Lebih bermakna lagi bila sebelum pengobatan dimulai urine tersebut dibiakkan dan dicari nama kuman penyebabnya serta jenis antibiotika pembasminya. Di Yogyakarta, pemeriksaan biakan ini lazim dilakukan. Pemeriksaan ini dengan cara ini masih mahal tetapi merupakan terbaik untuk menentukan ada tidaknya infeksi saluran kencing.
Penyakit tipus (kalangan kedokteran lebih suka menyebutnya sebagai demam tifoid) itu sendiri lazim ditentukan dengan melihat dan memeriksa keadaan anak itu (pemeriksaan klinis, istilah kedokterannya), tanpa harus selalu bergantung dengan pemeriksaan laboratorium khusus (yang biasanya dikenal dengan pemeriksaan Widal); pemeriksaan darah biasa (rutin) sering sudah cukup membantu dan lebih hemat.
Seorang anak yang menderita demam tifoid tidak harus selalu dirawat di rumah sakit, kecuali bila ia sakit berat dan ada keluhan serius lain yang menyertainya, misalnya kesulitan makan/minum, gangguan kesadaran, sesak, kejang atau panas yang amat tinggi. Demikian pula dengan infeksi saluran kencing. Infeksi ini baru perlu dirawat di rumah sakit bila jenis obatnya terpaksa harus dimasukkan melalui pembuluh darah (infus) atau penyakitnya berat hingga menyerang ginjal.
Demam tifoid disebabkan karena makan makanan yang tercemar oleh kuman tifoid, yakni kuman Salmonella tiphosa. Untuk menangkal penyakit ini cara yang juga dianjurkan, selain menjaga kebersihan makanan dan minuman, adalah imunisasi. Biasanya pemberian imunisasi dimulai pada usia 2 tahun. Saya yakin Yogyakarta menyediakan imunisasi ini. Sayang harganya agak sulit dijangkau oleh rakyat kecil dan tidak tersedia di Puskesmas. Saat ini vaksin yang dalam bentuk injeksi dijual dengan harga sekitar Rp 100.000 dan diberikan setiap 3 tahun. Ada juga kemasan dalam bentuk kapsul untuk mereka yang sudah bisa menelannya utuh.
Infeksi saluran kencing tidak menular seperti halnya tifoid. Infeksi ini tidak mudah terjadi seperti halnya tifoid. Agak tidak lazim menimpa anak laki-laki. Infeksi ini biasanya dimulai dengan adanya masalah di ujung kelamin luarnya yang membuat kuman menjalar ke atas dan mencapai kandung kencing. Apakah dokter ibu sudah menjelaskan dari mana asal infeksi saluran kencing itu? Kalau juga masih berulang mungkin pemeriksaan kulup kelaminnya perlu lebih cermat, biasanya di situ awal mulanya. Konon salah satu penyebab infeksi saluran kencing pada anak laki-laki adalah fimosis, yakni penyempitan pada kulup kelamin. Di negeri maju sunat sering dilakukan segera setelah anak laki-laki lahir untuk mengurangi terjadinya infeksi saluran kencing.
Setelah penyakit terbasmi, dan ibu menjamin bahwa makanan minuman yang disantapnya selalu bersih, maka tidak perlu ada kekhawatiran tifoid kembali. Tentang infeksi saluran kencing itu sendiri (andaikata benar adanya) saya tidak dapat menjamin kambuh tidaknya. Kalau memang dulu pernah ada infeksi saluran kencing mestinya sudah diketahui gerangan penyebabnya, dan bila penyebab telah teratasi maka sangat kecil ia kembali tampil.
Banyak hal yang dapat menyebabkan mual di pagi hari. Apakah siang dan malam ia juga mual? Ketergesa-gesaan di pagi hari juga dapat membuat seseorang mual. Stres bakal terlambat masuk sekolah, diomeli ibu/bapak, atau mau ujian juga mampu membuat anak mual dan muntah. Sering anak-anak tidak suka kalau dipaksa makan pagi, maunya main saja atau segera ke sekolah, lalu ia menolaknya dengan bersikap mual. Gosok gigi saja dapat menimbulkan mual.
Menarik-narik kelamin bisa merupakan tafsir banyak hal. Bisa sekedar ingin merasakan sensasi tertentu yang baru ditemuinya, tetapi bisa juga pertanda ada sesuatu yang tidak beres di saluran kemihnya. Salah satunya adalah batu kandung kemih (batu buli-buli). Kalau masih saja ia menarik-narik kelaminnya ada baiknya ibu melapor ke dokter setempat. Dokter mungkin akan menganjurkan pemeriksaan ultrasonografi untuk memeriksa apakah ada batu di saluran kemihnya. Pemeriksaan ultrasonografi jauh lebih sederhana dan lebih aman daripada pemeriksaan Rontgen yang memancarkan radiasi sinar X untuk mencari batu di buli-buli.
Ohya, terima kasih atas komentar Ibu yang positif terhadap ulasan-ulasan saya, yang sengaja tidak saya cantumkan di sini. Mudah-mudahan saya makin lebih baik. Bukankah dengan semakin mengerti tentang kesehatan anak, bangsa kita bisa lebih baik nantinya?