Berat Badan Naik Selama Pandemi? Anda Tidak Sendiri

Lebih banyak beraktivitas di dalam rumah membuat banyak orang terkaget-kaget karena berat badannya naik. 

SEPERTI yang dialami Enda (44), seorang guru di Bekasi. Sejak tahun lalu, ia beradaptasi dengan mengajar dari rumah. Awalnya, ia merasa senang karena memiliki lebih banyak waktu dengan anaknya. Namun, belakangan, ia mulai jenuh dengan aktivitas domestik dan rutinitas keseharian. Dan, yang lebih membuatnya terbelalak, berat badannya naik sekitar 5 kilogram.

Apa yang dialami Enda bukan hal yang luar biasa. Ini karena nyatanya banyak orang mengalami kenaikan berat badan selama pandemi. Di AS, studi yang dipublikasikan JAMA Network Open bulan Maret 2021 lalu menemukan, kenaikan berat badan jamak terjadi selama pandemi. Studi itu berdasarkan analisis terhadap lebih dari 7.400 laporan dari sekitar 270 responden berusia paruh baya selama periode Februari hingga Juni 2020. Selama periode tersebut, berat badan partisipan meningkat lebih dari setengah kilogram per bulan.

Tingkat kenaikan tersebut tergolong signifikan karena jika diteruskan hingga Juni 2021, berarti kenaikan berat badan yang dialami sekitar 10 kilogram. Bagi banyak orang, kenaikan sebesar itu hampir bisa dipastikan akan tergolong kelebihan berat  badan, bahkan jika sebelum pandemi orang tersebut memiliki berat badan ideal. Selain itu, berat  badan berlebih meningkatkan risiko terhadap berbagai gangguan kesehatan, antara lain tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.

Situs healthline menyebutkan ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu naiknya berat badan selama pandemi. Pertama stres. Hal ini dapat dimaklumi karena selama pandemi banyak orang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah kesehatan hingga pekerjaan. Wajar jika tingkat stres meningkat. Terdapat penelitian yang menemukan hubungan antara stres dengan meningkatnya keinginan untuk makan.

Kedua, kesehatan mental. Pembatasan sosial dan kebijakan PPKM bagi sebagian orang ternyata berdampak pada depresi, kecemasan, dan kesepian. Hal ini juga diduga berhubungan dengan kenaikan berat badan.

Ketiga, gaya hidup minim aktivitas (sedentari). Hal ini jamak terjadi akibat bekerja dari rumah (WFH). Jika sebelumnya minimal masih harus berjalan kaki atau mengejar bus kota, dengan WFH, banyak orang nyaris tidak melakukan aktivitas fisik berarti selama seharian. Jika asupan makanan relatif sama wajar jika berat badan meningkat.

Apa yang harus dilakukan? Langkah pertama dan terutama tentu saja menerapkan gaya hidup aktif. Biarpun WFH, biasakan untuk tetap bangun pagi. Waktu yang biasanya digunakan untuk menempuh perjalanan menuju kantor dapat diisi dengan berolahraga. Aktivitas fisik sekitar 30 menit minimal 3 kali dalam seminggu sangat membantu untuk menjaga kebugaran serta berat badan. 

Berikutnya adalah menjaga asupan makanan. Aturlah konsumsi makanan agar tidak berlebihan jika memang aktivitas fisik tidak sebanyak biasanya. Upayakan juga untuk makan makanan yang sehat dan seimbang. Jika selama ini karena kerja di kantor Anda lebih banyak jajan karena bekerja dari rumah mengapa tidak memasak sendiri. Selain lebih sehat, tentu saja lebih hemat.

Terakhir, yang tak kalah penting, adalah menjaga pikiran. Kesepian karena tidak bertemu teman dan saudara dapat disiasati dengan melakukan komunikasi secara virtual. Perbanyak waktu untuk aktivitas yang menenangkan pikiran seperti ibadah atau meditasi. Jika Anda dapat menguasai diri, niscaya berat badan pun dapat dikendalikan. (ACA)    

  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar