Pemeriksaan Gratis Kanker Serviks di Puskesmas Jakarta

SEBAGAI upaya menggalakkan deteksi dini kanker serviks, Female Cancer Program Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meluncurkan Bulan Cegah Kanker Serviks. Program tersebut menargetkan mengedukasi 30 ribu perempuan dan memeriksa 9.000 perempuan secara gratis dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) di puskesmas-puskesmas di DKI Jakarta.

Program yang dibuka Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, Veronica Basuki Tjahaja Purnama, kemarin, itu terbuka bagi masyarakat umum. Program berlangsung mulai Mei sampai Juni mendatang.

Koordinator Female Cancer Program FKUI dr Laila Nuranna SpOG mengatakan metode IVA sudah terbukti baik. Metode tersebut dilakukan dengan mengoleskan asam asetat (asam cuka) yang diencerkan 3%-5% ke area serviks atau leher rahim, lalu diamati untuk mendeteksi lesi prakanker  (calon kanker).

Sebanyak 244 puskesmas kelurahan dan 40 puskesmas kecamatan di wilayah DKI Jakarta sudah mampu memberikan layanan pemeriksaan IVA.  Setiap perempuan yang pernah berhubungan seksual dianjurkan menjalani pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. IVA  merupakan salah satu metode deteksi itu selain pemeriksaan pap smear.

"Kanker serviks atau kanker leher rahim ialah kondisi adanya tumor ganas yang mengenai leher rahim. Tumor ini disebabkan human papilloma virus (HPV) tipe 16 dan 18 yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual," jelas dokter spesialis kandungan dari Female Cancer Program Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Laila Nuranna, pada acara pembukaan program tersebut.

Ia menjelaskan gejala kanker serviks umumnya baru terasa saat kanker sudah memasuki stadium lanjut, yakni 2B. Gejala-gejala tersebut antara lain keputihan yang berbau dan bercampur darah, perdarahan di luar masa haid, perdarahan saat senggama, dan nyeri melingkar di pinggul.

Sebagaimana kanker jenis lainnya kanker serviks juga lebih sulit ditangani ketika sudah mencapai stadium lanjut. Karenanya, deteksi dini sangat dianjurkan.

Perkembangan kanker serviks mulai dari terinfeksi HPV hingga menjadi kanker butuh waktu 10-15 tahun. Jika dalam proses perkembangan itu sel-sel calon kanker bisa dideteksi, perjalanan penyakit menunjukkan kanker bisa dicegah.

Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan di Jakarta setiap tiga hari terdapat dua perempuan meninggal karena kanker serviks. " Tingginya angka kematian itu karena lebih dari 70% perempuan baru memeriksakan diri saat kanker sudah berada di stadium lanjut." (VE/H-3)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar