Stop Kebiasaan 'Kecil" Ini ! Membiarkan Hal-hal Kecil, Efeknya Bisa Timbul Masalah Besar !
Tanpa disadari, kebiasaan sepele seperti mengucek mata atau menggaruk luka, ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan membutuhkan penanganan medis yang lebih serius. Kebiasaan apalagi yang bisa 'mengancam' kesehatan Anda? Simak pemaparan dr. Francia Aggraeni dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau serta solusinya.
1. Mengucek mata menggunakan tangan. Risiko: Kebiasaan mengucek mata dapat menimbulkan iritasi mata. Terkadang, saking asyiknya mengucek mata. Anda tidak tahu bahwa permukaan kornea mata menjadi lecet. Bila kornea telah lecet, dampaknya akan menjadi serius. Sinar yang masuk ke mata tidak dapat diteruskan secara tepat ke retina mata, hal ini akan membuat ketajaman penglihatan Anda menurun.
Saran: Jika ada benda asing masuk ke mata, segera pejamkan mata dan basuh dengan air bersih yang mengalir. Langkah terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menetesi mata dengan obat tetes mata. Ingat, daya simpan maksimal obat tetes mata sekitar 45-60 hari setelah tutup dibuka. Jangan gunakan bila sudah kadaluwarsa, karena membahayakan. Apabila Anda bekerja atau sering berada di tempat berdebu, usahakan memakai pelindung mata, seperti kacamata untuk mengantisipasi masuknya benda asing ke mata.
2. Mengorek telinga dengan tangan. Risiko: Mengorek telinga dengan tangan bisa berbahaya terutama bagi mereka, pemilik kuku panjang dan tajam. Gesekan kuku pada dinding saluran telinga luar dapat menyebabkan terkelupasnya kulit di liang telinga yang tipis, sehingga timbul peradangan di liang telinga. Peradangan ini tidak dapat dianggap sepele karena jika cukup berat dapat menyebabkan bisul yang sangat nyeri. Bisa-bisa Anda akan menjalani operasi telinga gara-gara masalah sepele ini.
Saran: Bila telinga terasa gatal, sebaiknya dibiarkan saja. Gatal pada telinga tidak berarti telinga itu kotor. Kotoran pada telinga biasanya akan keluar dengan sendirinya saat kita menggerakkan rahang. Namun bila kotoran telinga telah mengeras segeralah periksa ke dokter THT. Dokter THT akan memberi tetesan Karbol Gliserin 10% untuk melembutkan kotoran di telinga sehingga mudah dibersihkan.
3. Memencet jerawat. Risiko: Jerawat adalah peradangan kulit yang terjadi akibat penyumbatan kelenjar sebum (kelenjar minyak). Memencet jerawat, terutama dengan alat yang kurang steril, justru akan memperparah peradangan yang sudah ada.
Luka yang timbul dari jerawat yang pecah memudahkan kuman masuk ke lapisan kulit lebih dalam. Ini dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan peradangan di jaringan sekitar. Selain itu, memencet jerawat malah akan memperburuk perbaikan jaringan dan meninggalkan scar (jaringan parut).
Saran: Jerawat sebenarnya akan membaik dengan sendirinya. Namun, bila jerawat tersebut dirasa mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter kulit untuk penanganan yang tepat. Jangan biasakan memencet jerawat dengan tangan atau alat yang tidak steril. Bersihkan jerawat menggunakan kapas yang ditetesi alkohol 40%, setelah melakukan aktivitas di luar rumah, atau sebelum tidur.
4. Menggigit kuku. Risiko: Selain kuku jadi jelek, kebiasaan menggigit kuku menjadi sarana transfer virus influenza atau bakteri penyebab sakit perut. Beberapa penelitian mengaitkan kebiasaan menggigit kuku dengan gangguan kejiwaan obsesif kompulsif. Gangguan ini merupakan salah satu bentuk gangguan kecemasan yang membuat seseorang melakukan suatu aktivitas berulang dan menjadi kebiasaan demi meredam rasa cemas yang dirasakan.
Saran: Untuk menghentikan kebiasaan ini, hindari pemicunya. Rutin memotong kuku dan senantiasa menjaga kebersihan kuku, merupakan salah satu cara agar terhindar dari risiko terpapar kuman yang bersarang di ujung kuku. Anda juga bisa menyibukkan fungsi mulut atau tangan dengan aktivitas lain yang lebih sehat seperti bermain alat musik atau mengunyah permen karet. Ini cukup efektif untuk mengalihkan dorongan psikis untuk menggigit kuku.
5. Membawa tas berat di satu sisi pundak saja. Risiko: Kebiasaan membawa tas berat di satu sisi pundak dapat menyebabkan nyeri di daerah punggung. Dalam jangka panjang, bisa memicu terjadinya skoliosis (pertumbuhan tulang belakang melengkung).
Pada saat Anda membawa tas berat di satu sisi pundak, lengkung alamiah leher yang membagi rata tekanan di tulang belakang terganggu. Tekanan ini menyebabkan nyeri kronis di leher, bahu, punggung, bahkan sakit kepala. Kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan akan terganggu dan gerakan menjadi terbatas. Kondisi yang demikian disebut juga dengan sindrome tas tangan (hand bag syndrome).
Saran: Sesuaikan tas dengan ukuran tubuh Anda. Berat tas jangan melebihi 10% dari berat tubuh. Usahakan untuk memanggul tas bergantian ke sisi bahu yang lain setiap 5-10 menit sekali. Jika menggunakan tas selempang, pilih yang memiliki tali lebar dan bantalan.